Mengikuti Kontes Batu Akik Demi Mengangkat Rekan Seprofesi

  • Whatsapp
Batu Akik
Batu Akik

SRAGEN, Beritategas.com – Sofenir dengan tempat pariwisata tidak bisa di pisahkan. Seperti halnya batu akik dengan situs purbakala Sangiran. Putut Ari Ariwibowo, seorang pengrajin batu akik yang tinggal di Dukuh Ngampon RT 07, Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen adalah generasi muda yang tetap mempertahankan membuat batu akik untuk mengangkat perekonomian Desa Krikilan, Senin (13/03/23).

Batu akik sendiri adalah sejenis batu permata dan jenis-jenis batu akik sangatlah banyak. Diantaranya Batu Akik Bacan Hijau, Batu Akik Chalcedony, Batu Akik Kalimaya, Batu Safir, Batu Topaz, Batu Akik Kecubung, Batu Ruby dan masih banyak lagi.

“Batu akik adalah salah satu batu mulia dan jenisnya banyak. Batu Akik Bacan Hijau, Batu Akik Chalcedony, Batu Akik Kalimaya, Batu Safir, Batu Topaz, Batu Akik Kecubung, Batu Ruby dan masih banyak lagi”, jelas Putut (panggilan akrab).

Putut yang memulai membuat kerajinan akik sejak tahun 2004 sampai dengan sekarang, telah melewati suka-dukanya. Seperti halnya tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, ketika batu akik booming di Indonesia. Dan ketika sudah tidak booming seperti halnya saat ini pun masih setia membuat dan menjual batu akik.

“Saya mulai membentuk batu akik sejak tahun 2004. Puncak dari kesabaran saya adalah boomingnya batu akik di sekitar tahun 2014-2016, saya benar-benar merasakan bangga dan bahagia karena hasil polesan dan bentukan tangan saya bisa di pakai orang-orang yang bertempat tinggal di Kabupaten Sragen dan bahkan sampai Ibu Kota serta luar pulau. Dari hal demikian, saya pun akan tetap berusaha menjaga kualitas hasil kerajinan tangan saya, walau mungkin batu akik sudah tidak booming seperti saat ini”,tambahnya.

Batu akik yang diproduksi memiliki klasifikasi sendiri. Untuk yang tidak layak mengikuti kontes biasanya akan dijual di tokonya dengan harga kisaran ratusan sampai jutaan rupiah. Namun untuk yang layak mengikuti kontes dan mendapatkan sertifikat kontes, dibandrol dengan harga hingga puluhan juta rupiah.

“Saya sengaja membuat batu akik bermacam-macam dari jenis batu yang sama. Hal ini demi memenuhi daya beli dari konsumen saya. Dengan batu yang tidak ikut kontes, saya bandrol ratusan hingga jutaan rupiah. Namun untuk yang mengikuti kontes dan telah mendapatkan sertifikat juara, saya bandrol hingga puluhan juta rupiah”, ungkapnya.

Pria yang berhobi bermain sepak bola ini pun sering mengikuti kontentes di Ibu Kota Jakarta, Semarang, Jogja, Solo dan Kota Besar lainnya yang mengadakan kontes batu akik. Hal ini diikutinya hanya semata-mata memperkenalkan batu akik polesannya dan mengangkat rekan-rekan sesama pengrajin batu akik yang berada di situs purbakala sangiran.

“Saya tidak semata-mata mencari keuntungan pribadi dalam mengikuti kontes-kontes batu akik di Jakarta, Semarang, Jogja, Solo dan kota-kota Besar. Namun demi memperkenalkan bahwa Sangiran di samping menjadi ikon Museum Purbakala, juga banyak rekan-rekan pengrajin batu akik yang berkualitas”, pungkasnya.

Pewarta : Widiyo Prakoso
Editor : Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.