Menanggapi Kontroversi Video Viral Seorang Pendeta: Tanggung Jawab Pemuka Agama dalam Berbicara

  • Whatsapp
Sek. PW Muhammadiyah Jambi
Sek. PW Muhammadiyah Jambi

Oleh: Agus setiyono
Sek. PW Muhammadiyah Jambi

JAMBI, Beritategas.com – Belakangan ini, media sosial ramai dibicarakan oleh sebuah video yang menggambarkan olok-olok dari seorang pemuka agama terhadap agama Islam. Konten ini telah mencetuskan perdebatan yang luas di masyarakat, dengan banyak pihak mengkritik tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap aturan-aturan kesantunan dan kewajaran.

Meskipun mungkin dilakukan dalam lingkup komunitas internal, hal ini masih tetap menimbulkan dampak yang meresahkan di tengah-tengah masyarakat yang sensitif terhadap isu-isu agama.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah mengapa sebagai seorang pemuka agama, tidak dilakukan antisipasi terlebih dahulu terhadap hal-hal yang akan disampaikan.

Meminta maaf mungkin akan menjadi langkah yang diambil belakangan, tetapi hal ini tidak menghapuskan dampak negatif yang telah timbul dari peristiwa tersebut.

Seorang pemuka agama seharusnya cerdas dalam menyampaikan pesan-pesan agamanya, dengan mempertimbangkan sensitivitas dan keberagaman dalam masyarakat, perlu juga di ketahui, banyak hal yang menyangkut kekecewaan tidak cukup hanya dengan “kata maaf”, apalagi dilakukan hanya dengan basa – basi.

Penting untuk diingat bahwa pemuka agama, terlepas dari agama yang dianutnya, memiliki tanggung jawab moral dan etika untuk tidak mengganggu umat lain dalam hal-hal spiritual yang bersifat vertikal, seperti ibadah kepada Tuhan.

Prinsip menghormati kepercayaan dan keyakinan orang lain harus dijunjung tinggi, dan hal ini tidak boleh dilanggar dalam bentuk apapun. Mengajak pada dialog dan diskusi yang terbuka adalah langkah yang lebih bijak daripada melakukan olok-olok atau kegiatan yang dapat menimbulkan konflik.

Dalam konteks keagamaan, penting juga untuk membedakan antara kegiatan akademis seperti debat atau diskusi terbuka dengan bentuk-bentuk komunikasi yang dapat menyinggung perasaan umat lain.

Diskusi terbuka dapat menjadi wadah untuk saling menghormati pandangan dan merangsang pemikiran yang kritis, tanpa harus menginjak-injak nilai-nilai atau keyakinan yang dipegang teguh oleh umat lain.

Sebagai sebuah masyarakat yang pluralis, menghormati perbedaan adalah kunci untuk membangun harmoni dan kedamaian. Pemuka agama, sebagai tokoh yang dihormati dalam komunitasnya, memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sikap toleransi dan saling menghormati di antara umat beragama.

Dengan demikian, penting untuk senantiasa mengedepankan nilai-nilai tersebut dalam setiap tindakan dan penyampaian pesan agama.

Wallahu a’ lam bishawab

Editor : Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.