KAYU AGUNG, – (Beritategas) – Sebuah video yang memperlihatkan seorang bocah Sekolah Dasar (SD) mengayuh styrofoam menyeberangi sungai viral di media sosial. Diketahui, peristiwa itu terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel.
Dalam narasi video yang beredar, dikatakan jika anak-anak tersebut menyeberangi sungai untuk berangkat sekolah.
Video berdurasi 18 detik ini sontak membuat banyak pihak bertanya tentang bagaimana fasilitas infrastruktur di tempat tinggal para siswa tersebut dan beragam komentar lainnya.
Berdasarkan penelusuran, video viral ini diambil di Desa Kuala Sungai 12 Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Lokasi tempat terjadinya peristiwa ini tepatnya di Dusun Buntuan Desa Kuala Sungai Dua Belas. Terkait dengan hal itu, Kepala Desa setempat buka suara.
Hartoni Kepala Desa Kuala Sungai Dua Belas mengatakan, Desa Kuala Sungai 12 terdiri dari beberapa dusun dengan jumlah penduduk mencapai 540 Kepala Keluarga (KK). Sebagian besar warga menetap di daratan sementara sebagian lain menyebar di kuala-kuala atau muara laut Selat Bangka tersebut.
Bagi warga yang menetap di kuala transportasi utama mereka adalah perahu sampan, getek maupun speedboat.
“Ada sekitar seratusan KK yang menetap di kuala tersebut. Mata pencaharian mereka adalah nelayan dan sarang burung walet. Transportasi utama mereka melalui jalur air. Secara ekonomi mereka cukup sejahtera dari hasil laut dan burung walet” jelas Hartoni. Kamis (23/09/2021).
Hartoni membenarkan terkait aktivitas anak yang menyebrang melewati sungai. Ia mengatakan, sekolah dasar (SD) tersebut berada Dusun Buntuan Kuala Sungai Dua Belas.
Di Desa ini menurutnya, terdapat dua Sekolah Dasar (SD), yaitu di Dusun Darat dan Dusun Buntuan,“Siswanya paling banyak di SD Darat, sebagian di Dusun Buntuan tadi,” terangnya.
Menurutnya styrofoam yang digunakan siswa untuk menyeberang tersebut umumnya digunakan untuk membawa hasil tangkapan laut yang dibekukan seperti udang maupun ikan.
Tambahnya lagi, anak-anak memang terbiasa menggunakan styrofoam tersebut untuk bermain-main di Sungai.
“Jadi itu bukan mau berangkat sekolah. Tapi bermain-main sepulang sekolah dan belum berganti baju. Itu biasa bagi anak-anak kami yang tinggal di laut seperti disini. Kalau sehari-hari mereka diantar orang tuanya menggunakan sampan untuk bersekolah atau beraktivitas lain. Orang tuanya orang mampu, bahkan punya speedboat,” terangnya.
Menanggapi video viral tersebut, Kades Hartoni mengatakan, jembatan menuju sekolah bukan prioritas utama mengingat bukan akses utama perlintasan masyarakat.
“Kami yang berada di perairan seperti ini terbiasa menggunakan transportasi air karena lebih mudah aksesnya, jangan dibesar-besarkanlah,” tutupnya.
Sumber : Diskominfo OKI
Editor : Firman