Legenda Asal Usul Patung Gajah Putih Di Desa Cepoko Sawit Boyolali Jawa Tengah

  • Whatsapp
Gajah
Istimewa

BOYOLALI, Beritategas.com – Dua awak media online Beritategas.com berada dilokasi Patung Gajah Putih di Desa Cepoko Sawit, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali,Selasa (31/01/23).

Menurut cerita narasumber Kardiyo (72), sesepuh Desa Cepoko Sawit, pada abad 9-10 yaitu pada zaman Mataram Kuno di kerajaan Prambanan terjadi persengketaan keluarga kerajaan. Karena persengketaan semakin meruncing, maka salah satu putra Raja bernama Pangeran Eling-Eling melarikan diri dari kerajaan dengan membawa harta benda pusaka dinaikan di atas seekor Gajah yang bernama Liman Seto yang artinya Gajah Putih.

Bacaan Lainnya

“Ketika zaman Mataram Kuno, di kerajaan Prambanan terjadi Persengketaan. Pangerang Eling-Eling melarikan diri dari kerajaan dengan membawa harta benda”, jelasnya.

Dalam pelariannya, Pangeran Eling-Eling ditemani para pengikutnya diantaranya Adipati Kurnus Saputro (Adipati Plaosan) dan Patih kerajaan Prambanan bernama Potroyudho. Mengetahui Pangeran Eling-Eling melarikan diri, sodara-sodaranya mengejar kearah kerajaan Pengging Sepuh.

Menyadari hal tersebut, maka Patih Potroyudho menyabda Gajah yang membawa harta benda tersebut menjadi batu, sedangkan Pangeran Eling-Eling dan pengikutnya melanjutkan pelariannya ke gunung Rogo Runting sebelah Utara Simo Walen.

“Gajah yang membawa harta benda tersebut, kemudian di sabda oleh Patih Potroyudho menjadi batu”, tambahnya.

Ketika saudara-saudaranya sampai di kerajaan Pengging Sepuh, Patih Potroyudho mengatakan pada mereka bahwa Gajah yang membawa harta benda telah menjadi batu dan harta yang dibawa disimpan di bawah tanah yang pintu gerbangnya tertutup oleh batu gajah tersebut. Apabila akan mengambil harta benda harus memindahkan patung Gajah terlebih dulu.

“Sebenarnya itu hanya tipuan yang dibuat oleh Patih Potroyudho karena harta yang ada disitu cuma sedikit dan yang banyak sudah dibawa di gunung Rogo Runting, roh Patih Potroyudho dan Adipati Kurnus sampai saat ini masih di lokasi Patung Gajah ini, Roh Patih Potroyudho menjaga di belakang ekor Gajah dan Roh Adipati Kurnus menjaga barat laut”, pungkas Kardiyo.

Pewarta : Dwi Nurbiyanto dan Joko Purwanto
Editor : Widiyo Prakoso

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.