Sejarah Liman Seto Menjadi Batu Yang Berada Di Monumen Gempa Bumi Di Desa Cepoko Sawit

  • Whatsapp
Liman Seto
Istimewa

BOYOLALI, Beritategas.com – Dijumpai Mbah Yo di rumahnya yang berada di Cempoko Sawit, Boyolali. Mbah Yo menceritakan kepada awak media Beritategas.com tentang Liman Seto menjadi Batu pada Rabu (01/02/23).

Menurut cerita dari Mbah Yo, sesepuh setempat pada zaman dahulu ada dua orang sakti mandraguna yang bernama Kyai Merapi dan Kyai Rebo Pelet yang terkenal sangat kaya mereka berdua adalah saudagar emas yang sangat kaya tapi keduanya gemar main judi dengan adu burung Gemak.

“Pada suatu hari mereka berdua menentukan tempat untuk bermain judi adu burung Gemak, hari dan tempatnya telah ditentukan dengan perjanjian siapa yang menang akan mendapat emas”, jelasnya.

Lalu dimulailah adu burung Gemak tersebut, awalnya imbang namun pada akhirnya Kyai Merapi kalah adu burung Gemak dan Kyai Rebo Pelet mendapat emas, sehingga Kyai Merapi pun menantang lagi sama Kyai Rebo Pelet untuk main judi lagi dengan adu burung Gemak.

“Dengan penuh keyakinan menang, Kyai Merapi berpikir aku pasti yang menang permainan adu burung Gemak pun dimulai hingga burung Gemak Kyai Rebo Pelet hampir saja kalah. Di Akhir permainan burung Gemak Kyai Merapi kalah lagi dan selalu kalah terus”, tambahnya.

Pada akhirnya Kyai Merapi curiga kenapa burung Gemak Kyai Rebo Pelet kok selalu menang dugaan Kyai Merapi benar ternyata burung Gemak Kyai Rebo Pelet adalah jelmaan manusia sakti yang dibayar Kyai Rebo Pelet untuk main judi adu burung Gemak supaya menang dan tidak pernah kalah.

“Akhirnya Kyai Merapi sangat marah besar dengan beringasnya dan kesaktian yang dimilikinya, Kyai Merapi mengambil batu-batu yang besar lalu dilemparkan ke Kyai Rebo Pelet, lalu Kyai Rebo Pelet membawa semua emasnya dari hasil menang judi”, ungkapnya.

Semua harta benda emas dinaikan di atas Gajah Putih lalu memacu Gajah Putih lari dengan sangat kencang, namun Gajah Putih itu luput dari lemparan batu Kyai Merapi hingga lemparan batunya sampai di Desa Mungup yang berjarak sekitar 2 Km sebelah barat daya.

Lantas Gajah Putih sesampainya di Dusun Senden, Gajah Putih terperosok kedalam tanah lumpur namun Gajah Putih berusaha untuk bangkit, namun tak mampu hingga akhirnya Gajah Putih telah menjadi batu.

“Hingga kini patung Gajah Putih berada di dalam museum Monumen Gempa Bumi yang dibangun pada tahun 2016 sebagai Cagar Budaya dan tempat untuk ritual dengan mendekatkan diri sama Yang Maha Kuasa”, pungkasnya.

Pewarta : Dwi Nurbiyanto
Editor : Widiyo Prakoso

Ikuti Kami di :
banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.