Pertama, merdeka dari kebodohan
Berapa banyak dari saudara kita umat Islam yang belum bisa baca Al-Quran apalagi memahami kandungannya, lebih-lebih mengamalkan isinya.
Berapa banyak dari umat Islam yang masih sangat awam tentang syariat Islam. Tidak hanya awam, tapi sebagian ada yang menuding syariat Islam adalah ajaran yang melanggar hak asasi manusia.
Kenyataan demikian menandakan bahwa kita belum merdeka, masih mengalami ‘penjajahan’ dari kebodohan tentang agama yang kita anut sendiri.
Sehingga jika kita ingin merdeka, kita harus memerdekakan diri dari kebodohan dan ‘penjajahan’ ini. Masihkah kita ingat bahwa ayat pertama yang turun adalah Iqra’ yang artinya bacalah.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al-A’laq : 01-05).
Apa yang kita baca? Ayat-ayat Allah yang tersurat maupun tersirat. Pesan moralnya adalah Allah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya agar menjauhi kebodohan dan ‘penjajahan’ yang dapat mengantarkan kepada kemiskinan, dan kemiskinan bisa menyebabkan kekufuran.
Selama kebodohan masih menyelimuti diri kita, berarti kita belum merdeka sepenuhnya.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, kita belum merdeka dari kemiskinan.
Allah Subhanahu wa ta ala menegaskan dalam firman-Nya agar kita jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah. Lemah dalam banyak aspek. Lemah dalam ekonomi, ilmu pengetahuan, fisik, mental, dan sebagainya.