Di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau pernah berwasiat kepada sahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
“Wahai Abu Dzar, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah (berikanlah sebagian untuk) tetanggamu.” (HR. Muslim no. 2625)
Para sahabat juga telah mengajarkan kebaikan ini, mereka penuhi hak-hak tetangga mereka meskipun mereka adalah orang-orang nonmuslim. Merekalah generasi yang paling semangat dalam memuliakan tetangga, dalam riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud dikisahkan,
“Suatu ketika Abdullah bin Amru radhiyallahu ‘anhuma pernah disajikan seekor kambing di tengah keluarganya.
Saat beliau datang, beliau bertanya, ‘Sudahkah kalian memberikan hadiah (sajian kambing ini) untuk tetangga Yahudi kita? Sudahkah kalian memberikan hadiah (sajian kambing ini) untuk tetangga Yahudi kita? Sungguh aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Tidak henti-hentinya Jibril memberikan wasiat kepadaku tentang tetangga sehingga aku menduga bahwa ia akan memberikan warisan kepadanya.”” (HR. Abu Dawud no. 5152 dan Tirmidzi no. 1943)
Para salaf saleh pendahulu kita mengetahui dan meyakini akan betapa berharganya tetangga yang baik. Mereka tahu bahwa tetangga yang baik lebih berharga dari harta duniawi dan kenikmatan-kenikmatan lainnya yang ditawarkan oleh kehidupan dunia.
Lihatlah bagaimana kisah salah seorang dari mereka, Muhammad bin Jahm rahimahullah saat menawarkan rumahnya untuk dijual seharga seribu dirham.
Ketika orang-orang yang ingin membeli rumahnya datang, dia berkata kepada mereka, “Kita telah sepakat akan harga rumahnya. Akan tetapi, berapa harga yang kalian tawarkan untuk tinggal bertetangga dengan Said bin Al-Ash radhiyallahu ‘anhu?”
(Mereka yang ingin membeli rumah tersebut terheran-heran, lalu) dikatakan kepadanya, “Apakah tetangga itu dijual?”
Dia (Muhammad bin Jahm) berkata,“Bagaimana mungkin tidak kujual, sedang beliau adalah tetangga yang jika engkau sedang duduk bersantai, akan menanyakan kabarmu. Dan jika dia melihatmu, maka akan menyambutmu dengan hangat. Dan jika engkau sedang pergi, maka ia akan menjagamu (rumahmu). Dan jika engkau sedang terlihat, maka ia akan mendatangimu. Dan jika engkau meminta bantuan kepadanya, maka akan dia penuhi. Dan jika pun engkau tidak memintanya, maka dia yang akan berinisiatif (membantumu). Dan jika engkau sedang tertimpa sebuah kesulitan, maka ia akan membantu meringankannya.”