Ust Hermanto : Makna Pengorbanan dan Keteladanan Nabi Ibrahim

JAMBI, Beritategas.com – Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa llaaha illallah wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hand.
Kaum Muslimin a’azzakumullah, semoga Allah memuliakan kita semua.

Hari ini, Jumat, 10 Dzulhijah 1446H/06.06/2025, saat kita menjejakkan kaki di sini, di atas sepenggal bumi Allah, bertakbir membesarkan Allah dengan penuh suka cita, maka di tanah haram sana saudara-saudara kita yang sedang melaksanakan ibadah haji pun sedang menyempurnakan prosesi ibadah hajinya dan di setiap negeri kaum muslimin terdengar takbir yang bertalu-talu, walau itu dari tenda pengungsian di Palestina, atau dari reruntuhan gedung yang runtuh dihantam bom di Syria, atau bahkan dari jeruji-jeruji besi penjara rezim tirani di Myanmar, takbir masih menggema, dan akan terus menggema biiznillah. Karena kita adalah umat pemenang, bukan umat pecundang.
Ustasz Hermanto dari Ikatan Dai Indonesia, PD Kota Jambi bertindak sebagai Imam dan Khotib pada sholat Idul Adha 1446 H di Masjid Baitul Makmur, Perumahan Villa Karya Mandiri, Mendalo Jambi Luar Kota.

Sholat yang dimulai pada pukul 07.00 wib diikuti para jemaah perumahan dan warga sekitarnya. Antusias umat muslim untuk melaksanakan Sholat Idul Adha 1446 cukup tinggi walaupun sebelumnya hujan turun dengan lebat.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd.

Kaum muslimin rahimakumullah,
Ustasz Hermanto dalam kotbahnya menyampaikan bahwa perjalanan waktu demikian cepat, silih berganti generasi demi generasi menghuni bumi milik Allah ini. Peristiwa demi peristiwa menghiasi jalannya sejarah manusia, ada tangis dan tawa, ada suka dan duka, bahkan di tengah terik mentari atau dinginnya malam ada darah dan air mata.

Dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis, dan bahwasanya Dialah yang mematikan dan menghidupkan.” (QS. An Najm: 43-44)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa llaaha illallah wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd…

Diantara peristiwa penting sejak adanya manusia, adalah apa yang kita peringati hari ini. Peristiwa yang hanya terjadi pada satu keluarga di bumi namun ternyata sangat bermakna dalam pandangan Allah Ta’ala Sang Penguasa langit dan bumi.

Itulah peristiwa Ibrahim Alaihissalam, beserta anaknya Ismail Alaihissalam dan Istrinya Hajar Alaihassalam. Peristiwa yang agung, yang karenanya Allah perintahkan kita berkumpul hari ini, tentu dengan segala hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik di dalamnya.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Laa Ilaaha illallah wallaahu Akbar, Allahu Akbar walillaahil hamd…

Menurut ustadz Hermanto, mencetak manusia beraqidah dan berakhlak mulia ternyata harus dimulai dari keluarga, dimulai dari unit terkecil dari masyarakat kita.

Tanpa mengabaikan peran ibu yang sangat sentral, dalam kesempatan ini kami ingin ingatkan kepada para ayah akan tanggung jawabnya dalam membina dan mendidik anak-anaknya, jadilah seperti Ibrahim Alaihissalam, sang ayah teladan, yang membina anak-anaknya dengan tauhid dan berpegang teguh pada Islam.

Allah mengabadikan wasiat indah sang ayah agung ini di dalam al-Qur’an,
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” (QS. Al-Baqarah: 132).

Wahai para ayah…!!!
Inilah sebaik-baik wasiat yang kita wariskan pada anak-anak kita. Kita boleh berbangga dengan putra-putri kita yang berhasil mencatatkan namanya di sekolah-sekolah unggulan, di jurusan-jurusan favorit.

Namun, sebelum itu semua, ada baiknya kita memeriksa tingkat perhatian dan pengamalan putra-putri kita terhadap agama yang mulia ini. Sebagaimana Nabi Ibrahim memperhatikan keimanan anak-anaknya. Apalah arti pendidikan yang demikian tinggi, jika hanya melahirkan manusia yang enggan merendahkan diri bersujud pada Sang Ilahi.

Wahai para ayah….!!!
Kita begitu sedih dengan berita di media tentang seorang anak bersama dengan ayahnya menganiaya gurunya di sekolah, Mari kita mengambil teladan pada Nabi Ibrahim yang membangu budaya dialog dengan anak-anaknya, dengan cara yang begit bijak dan jauh dari sifat arogansi.

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” la menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (QS. As-Shaffat: 102).

Kasih sayang ini akan berbuah sikap welas asih dan empati pada anak dan keluarga kita, sebaliknya sikap kasar dan arogan juga akan membentuk mereka menjadi kasar dan arogan pula.

Perhatikan Ibrahim Alaihissalam ketika menyampaikan perintah Allah kepada anaknya dalam nuansa dialog: Bagaimana pendapatmu? “Sekalipun itu perintah Allah yang tidak boleh ditentang, namun cara menyampaikan yang lembut justru membuat sang anak menjadi yakin dan kuat melaksanakan perintah Allah itu.

Wahai para ayah, para Abak… para bapak… yang terhormat…

Hadirlah dalam jiwa anak-anak kita, bersamai mereka dalam iman dan perjuangan. Membersamai mereka dalam ibadah dan perjuangan. Alangkah indahnya munajat Ibrahim Alaihissalam dan Ismail Alaihissalam ketika mereka selesai membangun ka’bah.

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 127-128).

Para pemuda Islam hafizhakumullah… yang kami banggakan…
Jadikan dirimu bagaikan Ismail Alaihissalam, Ismailkan dirimu. Tumbuhlah dalam ketaatan dan perjuangan menegakkan kebenaran.

Narkoba, pornografi dan sederet perbuatan dosa dan kenakalan hanya akan meletihkan jiwamu dan membinasakan Jasadmu. Chatlah Ismail Alaihissalam yang masih demikian belia namun demikian taat pada Tuhannya, demikian berbakti kepada orangtuanya.

Kemudian ust. Hermnto juga memberikan panduan singkat pelaksanaan ibadah kurban.

Hewan yang dapat diqurbankan adalah domba yang genap berusia enam bulan, atau kambing yang genap berusia setahun dan sapi yang genap berusia dua tahun, perhitungan hijriyah. Tidak cacat atau berpenyakit yang bisa berpengaruh pada dagingnya, Jumlah maupun rasanya, misalnya: mata picak, atau kaki pincang dan penyakit pada kulit, kuku atau mulut.

Seekor domba atau kambing hanya mencukupi untuk kurban satu orang saja, sedangkan seekor sapi boleh berserikat untuk tujuh orang, kecuali berserikat pahala maka boleh pada semua jenis tanpa batas.

Sebaiknya pemilik kurban yang menyembelih sendiri hewan qurbannya, tetapi bisa diwakilkan kepada penjagal, dengan syarat seorang muslim yang menjaga shalatnya, dan mengetahui hukum-hukum menyembelih, juga upahnya tidak boleh dari salah satu bagian hewan qurban itu sendiri, seperti kulit atau dagingnya, meskipun penjagal atau pengulit bisa mendapat bagian dari hewan qurban sebagai sedekah atau hadiah.
Waktu penyembelihan hewan qurban, yaitu seusai pelaksanaan shalat Idul Adha hingga tiga hari tasyriq setelahnya. Hewan qurban yang telah disembelih dapat dibagi menjadi tiga bagian, sepertiga buat pemiliknya, sepertiga buat hadiah dan sepertiga buat sedekah kepada fakir miskin.

Pahala dari hewan qurban bergantung kepada niat yang ikhlas orang yang berqurban, oleh karena itu mari menjaga keikhlasan ketika melakukan ibadah mulia ini., tutupnya.

Pada Idul Adha 1446 H, jemaah masjid Baitul Makmur, Perumahan Villa Karya mandiri menyembelih hewan qurban sebanyak 2 ekor sapi, dan 3 ekor kambing.

Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.