Tidak Ada Rezeki Nyasar, Tawakal yang Benar lalu Biarkan Allah SWT yang Mengurusnya

SRAGEN, Beritategas.com – Rezeki adalah ketetapan Allah SWT, sebagaimana yang disampaikan oleh Kang Mas Lilik Sugiyarto yang enggan dipanggil Ustadz lantaran takut akan beratnya tanggung jawab menyandang gelar tersebut. Kang Mas Lilik yang juga menjadi sesepuh organisasi Kusumo Manunggal Roso yang berisi trah Sultan Hadiwijaya (Joko Tingkir) menyampaikan perihal tentang Rezeki di komplek makam Butuh yang terletak di Dukuh Butuh, Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Kamis (13/06/24).

Kang Mas Lilik menuturkan akan perbedaan antara Imam Malik (Guru) dengan Imam Syafi’i (Murid) dalam mengambil hukum yang bersumber kepada hadits yang sama.

“Imam Malik yang merupakan guru dari Imam Syafi’i menyampaikan bahwa rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakal yang benar kepada Allah SWT niscaya Allah SWT akan memberikan rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya. Sementara itu, Imam Syafi’i menyampaikan bahwa Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki”, tuturnya.

Disampaikan oleh Kang Mas Lilik perbedaan dalam pengambilan hukum antara Imam Malik (Guru) dengan Imam Syafi’i (Murid) itu pun dijabarkan melalui kejadian yang dialami.

“Ketika itu Imam Syafi’i keluar dari pondok dan melihat ada orang yang memanen Anggur, beliau pun membantu memanen Anggur. Karena jerih payahnya tersebut, beliau mendapatkan upah beberapa ikat Anggur. Setelah itu, beliau (Imam Syafi’i) mendatangi Gurunya (Imam Malik) sembari mengucap, seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen Anggur), tentu saja Anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya. Sementara Imam Malik mendengar ucapan tersebut lalu beliau tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berucap, Sehari ini aku memang tidak keluar pondok, hanya mengambil tugas sebagai guru dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakal yang benar kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan berikan rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah SWT yang mengurus lainnya. Kemudian guru dan murid itu pun tertawa”, tambahnya.

Dua Imam madzhab mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama. Begitulah cara Ulama bila melihat perbedaan, bukan dengan cara menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan pendapatnya saja.

“Bukan pekerjaan yang mendatangkan rezeki. Bilamana pekerjaan yang mendatangkan rezeki, maka dengan pekerjaan yang sama akan didapati kekayaan yang sama pula, namun hal itu tidak didapati. Keyakinan bagi umat Islam yang mendatangkan dan mendekatkan rezeki adalah dengan membaca surat Al Waqiah, Shalat Dhuha, Sedekah dan Silaturahmi”, pungkasnya.

Pewarta : Widiyo Prakoso
Editor : Firman

Ikuti Kami di :banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.