KENDAL, Beritategas.com – Suasana berbeda tampak di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas IIB Plantungan, Kendal, pada peringatan Hari Raya Idul Adha tahun ini, khususnya hari ini. Di balik dinding jeruji besi, semangat kebersamaan dan nilai kemanusiaan justru dipertontonkan secara terang-terangan, sesuatu yang oleh sebagian masyarakat mungkin masih dianggap tabu, Minggu (08/06/25).
Bersama para warga binaan, jajaran petugas Lapas Plantungan secara terbuka memasak daging kurban dan mengadakan makan bersama. Tanpa ada sekat atau batasan antara petugas dan warga binaan, semua larut dalam suasana kekeluargaan yang hangat dan penuh makna.
Kepala Kesatuan Pengaman Lapas sekaligus Ketua Panitia Idul Adha, Eko Siswanto, S.H., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata dari pendekatan yang lebih humanis dalam pembinaan narapidana.
“Banyak masyarakat yang mungkin melihat ini sebagai sesuatu yang tabu. Tapi bagi kami, ini adalah hal yang biasa saja. Justru melalui momen seperti ini, kami menunjukkan bahwa hubungan antara pembina dan warga binaan bisa berjalan harmonis dan penuh rasa saling menghargai,” ujar Eko dengan bangga.
Acara dimulai sejak pagi dengan penyembelihan hewan kurban, dilanjutkan dengan gotong-royong memasak hidangan khas Idul Adha, seperti gulai dan sate kambing. Semua dilakukan bersama-sama, tanpa perlakuan diskriminatif.
Kepala Lapas Pemuda Kelas IIB Plantungan, Suharno, S.H., M.H., yang turut hadir dan terlibat langsung dalam kegiatan tersebut, menyampaikan rasa bangganya atas partisipasi warga binaan dan semangat pembinaan yang dijalankan oleh jajarannya.
“Kami sangat senang ketika warga binaan bisa mengikuti arahan kami dengan baik dan tidak berperilaku semaunya sendiri. Ini menunjukkan bahwa proses pembinaan yang kami jalankan sudah mulai membuahkan hasil positif,” ungkap Suharno.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mengedepankan pendekatan yang proaktif dan humanis.
“Kami bisa bersama-sama masak, duduk, dan makan seperti ini. Inilah wajah baru pemasyarakatan yang kami bangun, tanpa sekat, tanpa diskriminasi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Suharno juga menyampaikan rencana jangka panjang yang telah dibahas bersama instansi terkait, yaitu pembangunan Puskesmas Pembantu di dalam area Lapas.
“Hal ini bertujuan agar jika ada warga binaan yang sakit atau merasa tidak enak badan, mereka bisa langsung mendapatkan perawatan dengan cepat dan tepat,” pungkasnya.
Momen ini diakhiri dengan doa bersama dan pembagian daging kurban secara merata kepada seluruh warga binaan. Kehangatan yang tercipta dalam acara ini memberikan pesan yang kuat bahwa pendekatan humanis bukan hanya bisa dilakukan, tetapi sangat mungkin menjadi model pembinaan yang efektif dan menyentuh sisi kemanusiaan.
Semoga langkah progresif yang dilakukan Lapas Plantungan ini bisa menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia untuk lebih menekankan pendekatan yang berlandaskan empati, edukasi dan kemanusiaan.
Pewarta: Pujiono
Editor: Widiyo Prakoso