Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Ini bukan berarti amal Imam Al-Ghazali yang lain tidak berguna. Namun kisah ini menunjukkan betapa ketulusan bersedekah mampu membawa seseorang menggapai ridha dan ampunan Allah ta’ala.
Janganlah kita meremehkan sedekah walaupun terlihat tidak bernilai. Karena sekalipun secara sekilas tidak bernilai di mata manusia, belum tentu sama dengan penilaian Allah SWT.
Baginda Nabi saw bersabda:
Artinya, “Jagalah diri kalian dari api neraka sekalipun hanya dengan sedekah sebiji kurma, kalaulah tidak bisa, maka dengan ucapan yang baik.” (HR Al-Bukhari).
Ini merupakan anjuran tegas dari Baginda Nabi SAW kepada umat muslim agar tidak meremehkan sedekah walaupun sekecil biji kurma.
Terlebih sedekah di bulan Ramadhan, bulan yang mulia yang sedekah di dalamnya merupakan sedekah paling utama. Kebiasaan tersebut tentu masih dapat terus kita lakukan di luar bulan Ramadhan.
Sebagaimana sabda Baginda nabi ketika ditanya tentang sedekah yang paling utama:
Artinya, ”Rasulullah SAW pernah ditanya: ‘Sedekah apakah yang paling utama?’ Beliau menjawab: ‘Yaitu sedekah di bulan Ramadhan’.” (HR At-Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, walaupun kita sudah berada di luar bulan ramadhan, mari kita praktikkan terus amalan mulia ini demi kebaikan diri dan masyarakat. Salah satu manfaat dan fungsi sedekah disamping bisa merubah takdir juga menjadi tameng dan benteng siksa kubur dan siksa akhirat nanti.
”Jangan abaikan sedekah, karena ia dapat memadamkan panas kubur dan kemurkaan Allah, ujar ust. Sadam.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga semua amal ibadah kita diterima oleh Allah ta’ala. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman