Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam Teladan Kehidupan

JAMBI, Beritategas.com – Alhamdulillah, segala puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, Sang Maha Pencipta, Maha Pemberi, Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang. Allah lah yang telah memberikan kita banyak kenikmatan, karena sejatinya semua hal yang kita miliki dan rasakan saat ini adalah karunia dari Allah Subhanahu wa ta’ala semata. Maka wajar saja apabila Allah Subhanahu wa ta’ala menuntut kita untuk sami’na wa atha’na, mendengar dan taat atas semua hal yang diperintahkan oleh-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam (SAW). Beliau lah manusia terbaik sepanjang zaman, teladan paling mulia sepanjang sejarah kehidupan, dan memang sangat layak apabila kehidupan beliau menjadi rujukan dalam menjalani berbagai kondisi dan problematika kehidupan.

Bacaan Lainnya

Bapak/ibu yang di Rahmati Allah, dikesempatan yang berbahagia ini, Jum’at, 12 September 2025 (19 Rabi’ul Awal 1447). kita kembali ditemani ustadz Sadam Husen, S.Sy dalam kajian Islam dengan tema ”Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam Teladan Kehidupan”.

Dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan kita di dunia, dalam majelis-majelis (tempat berkumpul) yang kita hadiri, seringkali kita mendengar kata sunnah-sunnah. Lantas apa sebenarnya makna daripada kata sunah tersebut?
Di dalam kitab Ushul Hadits disebutkan makna sunnah ini dari segi bahasa dan segi istilahnya.

Adapun dari segi bahasa, sunah bermakna suatu kebiasaan atau perbuatan yang di dalamnya terdapat kebaikan ataupun keburukan. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits yang berbunyi,
“Barangsiapa yang membuat sunah hasanah (kebiasaan baik) dalam Islam maka dia akan memperoleh pahala dan pahala orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang membuat sunah sayyi’ah (kebiasaan buruk) dalam Islam maka ia akan mendapatkan dosa dan dosa orang yang mengikutinya, dengan tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.” (HR Muslim).

Adapun sunnah dari segi istilah bermakna perkara-perkara yang diperintahkan, dilarang, dan atau didiamkan oleh Rasulullah dengan perkataan maupun perbuatan. Setelah memahami makna sunah secara global maupun terperinci, maka pertanyaan besar setelahnya adalah “sudahkah kita benar-benar menjalankan sunah-sunah yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam?”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ketahuilah bahwasanya Rasulullah adalah sosok yang pernah menangis karena kita, pernah dipukul, pernah diusir, diasingkan, dan disakiti karena kita. Akan tetapi kenapa kadang kita masih merasa malu untuk menjalankan sunah-sunah Beliau Rasulullah? Kadang kita masih merasa malu jika ada orang yang bertanya tentang apa yang kita kerjakan tatkala menjalankan sunah Rasulullah.
Kadang merasa malu untuk memanjangkan janggut, malu untuk memotong celana agar tidak isbal, malu apabila berjalan dengan cara jalannya Rasulullah, malu saat menghafalkan hadis-hadis Rasulullah, malu untuk berkata sebagaimana Rasulullah bertutur kebaikan, dan malu pula tatkala harus memuji beliau serta menyampaikan dakwah sebagaimana yang Rasulullah berdakwah.

Menurut ust. Sadam, kebanyakan dari kita hari ini merasa malu untuk mengerjakan sunah-sunah Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam, padahal di mana beliau hampir saja dibunuh berkali-kali disebabkan keinginan beliau untuk bisa menyebarkan agama Islam ini ke seluruh penjuru negeri dan bisa kita rasakan sampai hari ini.

Bahkan, tatkala Rasulullah akan meninggalkan dunia (wafat) beliau menangis, maka ditanyakan kepada beliau, “Mengapa engkau menangis wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya diriku berharap agar bisa melihat umatku.” Rasulullah berharap ingin melihat kita, ingin bertemu dengan kita.

Akan tetapi betapa memalukannya, tatkala beliau melihat umatnya justru mencampakkan sunnah-sunnah Beliau. Bahkan yang lebih memalukan lagi adalah, ada sebagian kaum muslimin yang justru menghiasi diri dan memperlihatkan keindahan dengan mengikuti sunnah-sunnah atau cara berkehidupan orang kafir. Mereka memandang bahwa sunah orang kafir itu lebih indah dan lebih sempurna daripada sunah-sunah Rasulullah. Semoga kita tidak termasuk dari golongan orang yang berperilaku demikian, harap ust. Sadam.

Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda,
“Semua umatku akan masuk Surga, kecuali yang enggan. “Para sahabat radhiyallahu ‘anhum pun bertanya, “Siapakah yang enggan wahai Rasulullah?”

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang menaatiku maka dia akan masuk Surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku, maka sungguh dialah orang yang enggan itu.”
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan tingginya kemuliaan orang yang selalu menaati perintah dan mengikuti petunjuk Rasulullah, dari semua ucapan dan perbuatan beliau. Bahkan hal ini merupakan sebab utama meraih kecintaan Allah dan kedudukan mulia di sisi-Nya.

Allah berfirman
“Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah/petunjuk)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali ‘Imran: 31)

Imam Ibnu Katsir berkata, “Ayat yang mulia ini merupakan hakim (pemutus perkara) bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah akan tetapi dia tidak mengikuti jalan (petunjuk) Rasulullah. Maka dia adalah orang yang berdusta dalam pengakuan tersebut dalam masalah ini, sampai dia mau mengikuti syariat dan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam semua ucapan, perbuatan, dan keadaannya. Sebagaimana menyelisihi perintah dan petunjuk Rasulullah adalah sebab utama keburukan di dunia dan azab Neraka yang pedih di akhirat.”

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Adapun beberapa keutamaan yang bisa didapatkan seorang muslim tatkala dia mencintai Rasulullah dan menjalankan sunnah-sunnah beliau, maka ia akan mendapatkan beberapa keistimewaan yang luar biasa, di antaranya:
1. Mencintai Rasulullah menjadikan seseorang kelak bersama Beliau di akhirat. Sebab Rasulullah bersabda,
”Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari no. 6171 dan Muslim no. 2639)
2. Mencintai Rasulullah merupakan bentuk kesempurnaan iman seorang hamba.
Rasulullah bersabda,
“Seseorang tidaklah beriman (dengan sempurna) hingga aku (Rasulullah) lebih dicintainya dari anak dan orang tuanya serta manusia seluruhnya.” (HR. Muslim)
3. Mencintai Rasulullah merupakan bagian dari dzikrullah yang akan membuahkan hilangnya kesedihan, perbaikan keadaan, dan ampunan dosa.

Allah berfirman
“Dan orang-orang mukmin dan beramal saleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah kebenaran dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.” (QS. Muhammad: 2)

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Semoga kita termasuk golongan manusia beriman yang senantiasa menjadikan Rasulullah sebagai teladan dalam setiap poros kehidupan, mendapat syafaat dari beliau, dan diberikan kekuatan guna menapaki langkah demi langkah menuju negeri akhirat yang kekal abadi.

Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :

Pos terkait

banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses