Pentingnya Jaga Lisan di Zaman Digital Saat ini

Penggunaan lafadz “ladaihi” menunjukkan betapa dekatnya kedua malaikat yang mencatat amal manusia yaitu Raqib dan Atit sehingga setiap perkataan yang keluar dari lisan manusia tidak akan bisa lepas dari catatan keduanya.

Ayat ini menjadi pengingat bahwa setiap kata baik lisan maupun tulisan akan dicatat dan dipertanggungjawabkan. Maka, komentar yang kita tulis di media sosial pun tidak lepas dari pengawasan Allah dan malaikat-Nya.

Bacaan Lainnya

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menekankan pentingnya menahan diri dari berkata-kata yang tidak bermanfaat, apalagi menyakiti orang lain. Dalam konteks digital, setiap komentar, cuitan, atau unggahan juga harus memenuhi standar “berkata baik atau diam.” Jika tidak bisa memberi nilai positif dalam diskusi, lebih baik tidak berkomentar.

Di era digital yang serba cepat ini, jari-jemari kita bisa lebih tajam daripada pedang. Media sosial, forum diskusi, dan kolom komentar telah menjadi ruang baru untuk mengekspresikan pendapat. Namun, tak jarang ruang ini justru berubah menjadi ajang caci maki, fitnah, hingga perdebatan yang jauh dari nilai-nilai Islam. Padahal, sebagai seorang Muslim, menjaga lisan atau dalam konteks digital, menjaga tulisan adalah perintah agama yang tidak bisa ditawar.

Sering kali kita menjumpai komentar yang berisi tuduhan tanpa dasar, menyebar informasi yang belum tentu benar, atau bahkan menjatuhkan nama baik orang lain. Padahal dalam Islam, menyebarkan fitnah adalah dosa besar.

Maàsyirol muslimin rohkhimakumullah,
Lisan merupakan salah satu nikmat Allah yang amat besar dan salah satu ciptaan Allah yang menakjubkan, bentuknya kecil namun mempunyai peran yang sangat besar dalam ketaatan dan kemaksiatan seseorang, bahkan kekufuran dan keimanan seseorang tidak akan bisa diketahui dengan jelas kecuali dengan persaksian lisannya, dari lisannya seseorang akan diketahui seberapa besar kwalitas keimanannya, dan dari lisannya pula seseorang akan diketahui identitas kekufurannya.

Selain merupakan nikmat Allah, lisan juga merupakan salah satu ayat-ayat Allah yang kepadanya Allah menunjukkan 2 jalan yaitu jalan kebaikan dan kejelekan, kebenaran dan jalan kesesatan. Dalam surat al-Balad: 9-10 Allah berfirman:
“Lidah dan 2 buah bibir. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya 2 jalan.”

Lisan adalah raja atas semua anggota tubuh. Semua tunduk dan patuh kepadanya. Jika ia lurus, niscaya semua anggota tubuh ikut lurus. Namun jika ia bengkok, maka bengkoklah semua anggota tubuh. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila anak cucu Adam masuk di waktu pagi hari, maka seluruh anggota badan tunduk kepada lisan, seraya berkata, ‘Bertakwalah kepada Allah dalam menjaga hak-hak kami, karena kami mengikuti-mu, apabila kamu lurus, maka kami pun lurus, dan apabila kamu bengkok, maka kami pun bengkok’.” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad)

Ikuti Kami di :

Pos terkait

banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses