JAMBI, Beritategas.com – Universitas Jambi (UNJA) kembali melahirkan mahasiswa lulusan terbaik pada Wisuda ke-116. Ndaru Widya Anggraini menjadi salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Hukum Fakultas Hukum (FH) yang lulus dengan predikat Cumlaude, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,94 dalam Rapat Terbuka Senat UNJA Wisuda ke-116. Acara ini berlangsung di Gedung Balairung Pinang Masak UNJA pada, Sabtu (24/05/2025).
Ndaru Widya Anggraini lahir pada 19 September 2003 di Magetan, Jawa Timur. Ia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya Surojo, merupakan pensiunan Perhutani yang kini menjadi seorang petani dan ibunya Setyorini, bekerja sebagai petani juga. Ndaru Widya Anggraini menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMA Negeri 3 Ponorogo dan lulus pada tahun 2021.
Pada tahun yang sama, ia memulai perjalanannya merantau seorang diri ke Provinsi Jambi untuk melanjutkan pendidikannya sebagai mahasiswa di UNJA, tepatnya di Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum. Kini ia telah resmi menjadi lulusan Prodi Ilmu Hukum dan berhasil menyelesaikan studinya dengan baik dan maksimal.
Menjadi lulusan terbaik tentu bukan hal yang mudah, namun penuh perjuangan dan pengorbanan. Ia mengungkapkan rasa syukur mendalam saat dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude.
“Tiada kata yang terucap selain rasa syukur kepada Allah SWT. Saya merasa sangat senang dan bangga terhadap diri saya sendiri karena berhasil memberikan sebuah kenangan yang membanggakan, khususnya bagi orang tua dan orang-orang di sekitar saya yang selama ini menaruh harapan besar atas keberhasilan saya,” ujarnya.
Dalam perjalanannya, ia tidak luput dari tantangan dan kegagalan. Namun, semangat untuk bangkit kembali selalu menjadi pegangan. Tantangan terbesar yang ia hadapi dalam perjalanan akademiknya adalah melawan rasa malas dan memilih lingkungan pergaulan yang tepat, ia belajar untuk lebih selektif dalam berteman karena lingkungan yang baik akan mendorong dirinya menjadi pribadi yang lebih baik juga.
Namun, hal tersebut justru menjadi proses pendewasaan dan penemuan jati diri. Salah satu momen paling berkesan selama kuliah adalah ketika mengikuti berbagai konferensi hukum, yang memperluas wawasan dan membangun semangat belajar yang lebih tinggi.
Di tengah padatnya aktivitas akademik, ia juga aktif mengikuti beberapa organisasi, perlombaan, dan konferensi hukum di tingkat nasional. Strategi yang digunakan agar tetap produktif dan mempertahankan prestasi adalah dengan menyelesaikan tugas kuliah terlebih dahulu, membuat daftar prioritas, serta membagi waktu dengan disiplin agar seluruh tanggung jawab dapat dijalankan secara seimbang tanpa ada yang terbengkalai.
Salah satu kebiasaan kecil yang berdampak besar menurutnya adalah membuat to-do list harian dan mereview materi kuliah secara ringan namun konsisten, termasuk melalui jurnal online dan artikel. Rutinitas inilah yang membuat proses belajar terasa lebih terarah dan menyenangkan.
Ia mengungkapkan bahwa kesuksesan yang diraih tidak terlepas dari peran orang-orang terdekat, terutama kedua orang tuanya, Bapak Surojo dan Ibu Setyorini karena berkat doa dan nasihat baik dari kedua orang tuanya yang tiada henti mengiringi setiap langkahnya demi keberhasilan.
Selain itu, ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Bapak Sutrisno dan Ibu Daumi Rahmatika yang telah menjadi orang tua kedua selama di tanah perantauan dan berperan penting dalam perjalanannya selama duduk di bangku perkuliahan hingga kini ia lulus dengan hasil yang sangat memuaskan.
Selama menjalani masa kuliah, ia memegang teguh prinsip hidup yang ditanamkan oleh kedua orang tuanya yaitu berusahalah semaksimal mungkin, berdoa sebanyak-banyaknya, dan menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.
Prinsip inilah yang membuatnya tetap konsisten dalam belajar dan berproses, tanpa merasa terbebani oleh hasil.
Ia pun menyampaikan harapan untuk almamater tercinta agar semakin unggul dan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang berkompeten dan berintegritas.
“Semoga UNJA, khususnya Fakultas Hukum, terus berkembang menjadi institusi yang semakin unggul, adaptif, dan relevan sesuai dengan kebutuhan zaman. Saya juga berharap kualitas pendidikan dan fasilitasnya terus ditingkatkan, serta mampu mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berintegritas dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja,” ungkapnya.
Motivasi utamanya dalam menempuh pendidikan adalah untuk mengubah nasib melalui pendidikan. Ia ingin menjadi perwujudan mimpi kedua orang tuanya yang bukan berasal dari kalangan sarjana.
“Menjadi sarjana, apalagi lulus dengan predikat cumlaude, bagi saya bukan hanya pencapaian pribadi, tapi juga bentuk bakti dan kebanggaan untuk keluarga. Ada satu kalimat yang selalu membekas dan teringat dalam pikiran saya, yaitu bahwa nasib bisa diubah melalui pendidikan. Itulah yang menjadi dorongan terbesar saya untuk terus semangat menempuh pendidikan, tidak setengah-setengah, dan berusaha memberikan hasil terbaik,” ujarnya.
Ndaru Widya Anggraini menyampaikan pesan terbaik kepada teman-teman mahasiswa lainnya yang sedang berjuang.
“Selalu percaya pada proses dan jangan takut mencoba hal baru. Setiap tantangan adalah kesempatan untuk berkembang. Jangan mudah menyerah meskipun menghadapi kesulitan, karena dari situlah kita akan menemukan kekuatan dan kemampuan diri yang sesungguhnya. Saya percaya bahwa tiga hal yang membawa saya sampai di titik ini adalah: saya mau mencoba, saya berani mengambil risiko, dan saya tidak takut untuk gagal,” ungkapnya.
Perjalanan Ndaru Widya Anggraini adalah cerminan dari semangat pantang menyerah dan keyakinan bahwa pendidikan dapat menjadi jalan perubahan. Keberhasilannya meraih gelar sarjana dengan predikat cumlaude bukan sekadar pencapaian akademik, tetapi juga simbol cinta dan pengabdian kepada orang tua serta bentuk nyata perjuangan di tanah perantauan.
Kisahnya mengajarkan bahwa setiap rintangan bisa dilalui dengan tekad, kerja keras, dan doa yang tulus. Ndaru meninggalkan jejak inspiratif bagi generasi muda bahwa setiap mimpi layak diperjuangkan hingga tuntas.
Kunjungi : www.unja.ac.id.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman
