JAMBI, Beritategas.com – Menjauhi syubhat adalah tindakan bijaksana untuk melindungi diri dari jatuh ke dalam hal yang haram, sehingga agama dan kehormatan diri tetap terjaga. Syubhat dapat merusak hati yang menjadi raja dari seluruh anggota badan, sehingga menjaga hati dari hal ini akan membawa kebaikan pada seluruh tubuh.
Maàsyirol muslimin rohkhimakumullah. Pertama dan paling utama, marilah kita bersyukur atas kenikmatan-kenikmatan yang telah kita terima dari Allah Subhanahu wa Ta’ala a’ala.
Semoga sikap syukur kita kepada Allah menjadi washilah, Allah ridha dan memasukan kita ke dalam kelompok syaakirin yang mendapatkan balasan terbaik dari Allah.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan dan panutan kita, pembawa risalah Allah, penerang setiap kegelapan umat, Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Semoga kita dapat selalu bershalawat kepadanya, selalu mencintainya dan semoga kita diakui sebagai umatnya dan mendapatkan syafaatnya di akhirat nanti. Aamiin ya Rabbal ’alamin.
Pada kesempatan yang berbahagian ini, Jum’at di 26 September 2025 bertepatan dengan 3 Rabi’ul Akhir 1447, kita ditemani ustadz Sadam Husen, S.Sy dalam kajian Islami dengan tema “Muhasabah Diri dari SUBHAT”.
Ust. Sadam mengajak kita semua, Marilah kita selalu berusaha menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya sehingga Allah meridhai langkah kita dan menjadikan orang yang mendapatkan ampunan ddan rahmatnya di dunia dan akhirat. Amin ya Allah ya Rabbal amin.
Maasyiral Muslimin Rahimakumullah
Setiap kita pasti pernah melakukan kesalahan. Setiap kita pasti pernah melakukan perbuatan dosa dan maksiat. Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala a’ala memerintahkan setiap hamba-Nya untuk selalu bertakwa. Agar apa? Agar kita selalu mawas diri untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kemudian melakukan muhasabah diri. Merenungi bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menciptakan manusia tanpa ada tujuan.
Marilah kita renungkan betapa diri ini selalu terkesima dengan kemewahan dunia, yang tidak jarang menyeret kita dan keluarga serta orang-orang yang kita sayangi menuju api neraka. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala a’ala dengan jelas memerintahkan kita untuk menyelamatkan diri kita dan mereka dari api nereka.
Hanya dengan bertaqwalah kita dapat mengharap pertolongan-Nya agar mempermudah diri menunaikan kewajiban menyelamatkan diri dan keluarga. Kita sama-sama merasakan bahwa gelombang materialisme dalam berbagai bidang kehidupan terasa menyempitkan rongga pernafasan bagi mereka yang tidak tahan dengan godaan.
Materialisme yang bergandengan dengan gaya hidup berlebihan makin menjepit kejujuran hati nurani manusia. Mereka mendesak manusia untuk melepaskan diri dari kesederhanaan dan kemiskinan. Seolah tidak ada lagi yang namanya sederhana yang ada hanyalah kemewahan. Tidak adalagi hidup sahaja yang ada adalah hidup berbelanja.