Padahal, keyakinan seperti itu tentu tidak benar. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala a’ala sudah menegaskan di dalam surat Yunus bahwa bencana itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan bulan-bulan tertentu.
Allah berfirman
“Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.” (QS. Yunus: 107).
Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Bahwasanya kebaikan dan keburukan, itu semuanya semata datang dari Allah. Tidak ada yang bisa memberikan hal seperti itu kecuali hanya Allah, dan hanya Dia-lah yang berhak untuk dipercaya dan disembah.” (Tafsir Qur’anul Adzim, Ibnu Katsir, 300).
Maka dari itu mempercayai mitos-mitos yang tidak ada sumbernya dari Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kepada kesyirikkan dan hal seperti ini sangat dilarang oleh syariat.
Kita berlindung kepada Allah dari kepercayaan yang menyimpang. Juga perlu kita pahami bahwa pantangan atau perbuatan yang harus dijauhi pada saat kapan pun adalah perbuatan zalim saja, bukan mitos-mitos tersebut yang tidak ada dasarnya, sebagaimana firman Allah,
“Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu.” (QS. At-Taubah: 36).
Di dalam kitab tafsir Al-Baghawi 4/44, sahabat Ibnu Abbas mengatakan,
“Maka janganlah menzalimi diri kalian sendiri, yaitu yang meminta untuk dihalalkan sesuatu yang haram.”
Inilah pantangan yang sesungguhnya, bukan mitos yang sudah menyebar di kalangan masyarakat seperti larangan menikah. Padahal menikah adalah sunnah Rasulullah, kalaulah menikah tidak dianjurkan dilaksanakan di bulan tertentu, maka Rasulullah pun akan menyampaikan sabdanya kepada kita.
Maka dari itu, mari kita fokus pada amalan yang memang dianjurkan untuk dilakukan di bulan Muharram ini.
Para ulama menjelaskan bahwa di balik amalan tersebut Allah sudah menyiapkan pahala yang sungguh luar biasa banyaknya dan lipat gandanya.
memperbanyak amal kebaikan, seperti shalat sunnah, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak dzikir. Bulan ini adalah waktu yang diberkahi, dan setiap amal kebaikan yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya.
Untuk itu jangan sampai kita terfokus pada mitos-mitos yang merajalela di tengah-tengah kita, sehingga melalaikan diri dari amalan yang dianjurkan oleh baginda Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Semoga kita semua termasuk hamba Allah Ta’ala yang bisa memanfaatkan momen bulan Muharam ini dengan maksimal, menjaga batasan dan larangan Allah dengan tidak melanggarnya, serta memperbanyak berpuasa Sunnah di bulan Muharram, terutama pada hari Asyura (10 Muharram) dan Tasua (9 Muharram), sangat dianjurkan.
Dengan memperbanyak amal ibadah dan menjauhi maksiat, umat Islam dapat meraih keberkahan dan pahala yang berlipat ganda di bulan Muharram.
Semoga kita semua dikumpulkan bersama Nabi kita yang mulia Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam surga Allah Ta’ala yang kekal nanti. Aaamiin.
Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman