JAMBI, Beritategas.com – Kurban merupakan salah satu ibadah dalam Islam yang dilakukan pada Hari Raya Idul Adha. Adapun sejumlah hewan yang umum disembelih mulai dari sapi, kambing, hingga domba. Meski termasuk dalam ibadah sunnah, tapi hukum berkurban adalah sunnah muakkad.
Berikut kita sampaikan ke pembaca Beritategas.com., satu cerita lama tentang Qurban tapi menarik untuk diresapi.
Cerita ini mungkin sudah berseliweran di media sosial anda, barangkali juga sudah berulang membaca. Tapi tak ada salahnya kita tampilkan kembali.
Kisah ini menceritakan tentang Seorang Pedagang Hewan Qurban pada Idul Adha tahun lalu, tentang sebuah kejadian yang membuat hatinya amat tersentuh, berikut kisahnya (sumber WAG) :
Dikisahkan ada seorang Wanita datang memperhatikan dagangannya. Dilihat dari penampilannya sepertinya tidak akan mampu membeli.
Namun tetap pedagang tersebut coba hampiri dan menawarkan kepadanya.
“Silakan bu..!”
Lantas ibu itu menunjuk salah satu Kambing termurah sambil bertanya.
“Kalau yang itu berapa Pak?” ujar wanita itu.
“Yang itu Rp. 2.800.000, bu,” jawab si pedagang.
“Harga pasnya berapa?” tanya kembali si Ibu.
“Rp. 2.700.000 deh, harga segitu untung saya kecil, tapi biarlah,” Jawabnya lagi.
“Tapi, uang saya hanya Rp. 2.400.000, boleh Pak.” Pinta si ibu.
Waduh, saya bingung, karena itu harga modalnya, akhirnya saya berembug dengan teman sampai akhirnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut.
Si pedagang pun mengantar Hewan Qurban tersebut sampai ke rumah si ibu, begitu tiba di rumahnya.
“Astaghfirullah…, ALLAHU Akbar…” terasa menggigil seluruh badan karena melihat keadaan rumah ibu itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya di rumah gubug reot berlantai tanah tersebut.
Dirinya tidak melihat tempat tidur kasur, kursi ruang tamu, apalagi perabot mewah atau barang-barang elektronik.
Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh. Di atas dipan, tertidur seorang nenek tua kurus.
“Mak, bangun mak, nih lihat saya bawa apa ?” kata Ibu itu pada nenek yang sedang rebahan sampai akhirnya terbangun.
“Mak, saya sudah belikan emak Kambing buat Qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak,” Kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si nenek sangat terkaget, tapi nampak jelas raut bahagia di wajahnya, ia segera berjalan keluar dengan langkah yang gontai karena usianya yang senja.
Sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap: “Alhamdulillah, akhirnya kesampaian juga kalau emak mau berqurban.”
“Nih pak, uangnya, maaf ya kalau saya nawarnya kemurahan, karena saya hanya tukang cuci di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama emak saya,” kata Ibu muda itu.
Kaki ini rasanya bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa : “Yaa ALLAH …!!! Ampuni dosa hamba, hamba malu berhadapan dengan hamba-Mu yang pasti lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan Imannya begitu luar biasa,”
“Pak, ini ongkos kendaraannya,” panggil ibu itu.
“Sudah bu, biar tidak usah dibayar kambing dan ongkos kendaraanya, saya ikhlas”, kata si pedagang sambil menyembunyikan matanya yang sudah berkaca-kaca.
Ia pun cepat pergi sebelum ibu itu tahu kalau matanya sudah basah karena tak sanggup mendapat teguran dari ALLAH sudah mempertemukan dengan hamba-NYA yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya meski dengan segala keterbatasan ekonominya.
SubhaanALLAH..!!
Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan.
Kita bisa belajar keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup, bukan untuk dirinya, tapi demi Ibunda tercintanya.
Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada keengganan untuk berqurban.
Padahal bisa jadi harga ”Handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yang menempel di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor hewan Qurban.
Mampu menyembelih hewan kurban berarti seseorang memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah kurban.
Kemampuan ini tidak hanya terkait dengan fisik, tetapi juga secara finansial dan spiritual. Secara finansial, seseorang dianggap mampu jika memiliki harta yang cukup untuk berkurban setelah memenuhi kebutuhan pokok dirinya dan orang yang menjadi tanggungannya. Secara spiritual, seseorang yang mampu menyembelih hewan kurban juga harus beragama Islam, baligh (dewasa), dan memiliki akal yang sehat.
Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak mampu atau tidak dianggarkan.
Mumpung kita masih bisa, saat ini berada di bulan 1 Dzulhijah 1446 H, (Rabu, 28/05/2025) sedangkan Idul Adha 10 Dzulhijah 1446 H jatuh pada hari Jumat, wage 06 Juni 2025. Masih ada waktu menyembelih hewan qurban.
Semoga kisah ini menginspirasi kita semua untuk selalu bertaqwa kepada Allah. Janganlah mencari cari alasan untuk tidak berqurban.
Semoga bermanfaat, Aamiin
Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman