Kelahiran Sang Pembawa Rahmat

JAMBI, Beritategas.com – 12 Rabi’ul Awal tercatat sebagai hari bahagia seluruh penjuru alam. Hari paling bersejarah. Bukan hanya bagi umat manusia, tapi seluruh alam semesta.
Hari yang dinanti-nanti bagi seluruh penghuni langit dan bumi. Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 Masehi di Kota Makkah. Sang Rahmatan Lil Aalamiin hadir di muka bumi. Pembawa Rahmat bagi seluruh alam.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Dikesempatan hari yang mulia ini, Jumat 05 September 2025/ 12 Rabi’ul Awal 1447 pertemuan kita dengan ustadz Sadam Husen mengetengahkan tema ”Kelahiran Sang Pembawa Rahmat”.

Bacaan Lainnya

Ustadz Sadam Husen menyeru kepada kita sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin, yakni takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan takwa, kita akan diberi solusi oleh Allah di setiap problematika hidup yang kita alami, juga akan ada rezeki melimpah yang datang kepada kita tanpa kita sangka-sangka.

Bapak, ibu yang dirahmati Allah, Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke dunia ini. Ya, beliaulah Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya.

Di bulan Maulid ini, seyogianya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107:
“wa mâ arsalnâka illâ raḫmatal lil-‘âlamîn”
Artinya:
Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebab disebutnya pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam ialah karena diutusnya Nabi ke seluruh dunia di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat kelak.

Imam Ibnu ‘Abbas menyebutkan dalam tafsirnya, siapa yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa Nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya. Sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka merugilah hidupnya.

Menurut ust. Sadam, Kasih sayang yang ditebarkan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bukanlah hanya ucapan semata, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam berlaku santun dan mengasihi.

Tidakkah kita mengingat bagaimana dahulu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam ketika hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, namun ternyata di sana malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang lebih parah hingga Nabi dilempari batu.

Ikuti Kami di :

Pos terkait

banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses