Kekuatan dalam Kelembutan

Oleh itulah Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam disifati dengan sifat santun dan lembut kepada umatnya sebagaimana firman Allah, dalam al-Quran Surat Ali Imran: 159,
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

Imam Ibnu Katsir menyatakan, “Maksudnya bahwa seandainya kamu (Muhammad) berkata kasar dan berhati keras kepada mereka niscaya mereka akan menjauhi dan meninggalkanmu, tetapi Allah melembutkan hati dan sikapmu untuk mendekatkan hati mereka kepadamu.”

Bacaan Lainnya

Ayat ini memberikan penegasan bahwa kelembutan adalah pemersatu hati. Bahwa jika kita melihat sekelompok orang terlihat menyatu dan dekat kepada seseorang, maka daya tariknya adalah kelembutan dan sikap santun.

Sebaliknya pun demikian, jika kita melihat perpecahan dan hubungan yang renggang, persatuan yang terkoyak, maka penyebab utamanya adalah perkataan yang kasar dan sikap yang keras, yang tidak proporsional.

Sikap lemah lembut dan santun adalah buah dari akhlak yang mulia dalam jiwa. Karenanya kelembutan tidaklah membuahkan, kecuali kebaikan.
Jika kelembutan melekat pada pribadi yang baik, maka ia akan semakin menampakkan pesonanya. Jika kelembutan itu melekat pada pribadi yang sebelumnya keras dan kasar, maka ia akan mengubahnya.

“Sikap lemah lembut dan santun adalah buah dari akhlak yang mulia dalam jiwa. Karena kelembutan tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan.” Demikian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menegaskan.
Bahkan kelembutan bisa menaklukkan musuh yang kuat, mendekatkan hati, merekatkan persaudaraan dan menyambung hubungan yang terputus.

Lembut kepada Diri Sendiri
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita bersikap lembut pada diri kita sendiri. Seorang mukmin adalah yang menyayangi dirinya sendiri. Tidak membebani diri dengan sesuatu yang tidak dimampui, karena “Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuan dirinya.”

Demikian pula lembut kepada diri sendiri berarti tidak mengucapkan atau melakukan tindakan yang membahayakan diri, atau berdampak buruk bagi diri sendiri.

Ikuti Kami di :
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.