JAMBI, Beritategas.com – Setiap umat Islam diajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah Azza wa Jalla. Nikmat yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak. Tidak ada seorangpun diantara kita yang mampu menghitungnya. Nikmat tidak melulu soal materi, tapi bisa berupa keluarga, kesehatan, teman, kesempatan, kebahagiaan, dan berbagai hal baik lainnya dalam hidup. Yang paling besar adalah nikmat hidayah iman dan Islam.
Hal ini dikatakan Ustadz Umar, Lc.,M.Hi pada kegiatan pengajian agama Islam yang dilaksanakan di Masjid Baitul Makmur, Mendalo Darat, Jambi pada hari Minggu pagi setelah sholat Subuh (03/08/2025).
Ia menyebutkan bahwa ”Kufur nikmat” berarti mengingkari atau tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Padahal seorang muslim wajib mensyukuri nikmat yang ia peroleh. Allah akan memberikan teguran untuk mengingatkan kita,” ujar Ustadz Umar.
Sebab apa pun yang didapat terjadi dalam hidup dirasakan semua berkat Allah Subhanahu wa ta’ala. Anjuran untuk selalu bersyukur pun tertuang dalam beberapa ayat Alquran dan hadits.
Pada dasarnya, membiasakan diri untuk selalu bersyukur memanglah tidak mudah. Namun, tidakkah kita mengingat janji-Nya dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim Ayat 7, yang berbunyi:
“Wa-idz ta’adzdzana rabbukum lain syakartum laaziidannakum wala`in kafartum inna ‘adzaabi lasyadid.” Artinya, “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguh-nya azab-Ku sangat pedih.”
Kemudian yang dimaksud mengingkari nikmat, bisa berarti tidak mengakui bahwa nikmat tersebut berasal dari Allah, menyia-nyiakannya, atau menggunakannya untuk hal-hal yang tidak baik.
Contoh perilaku kufur nikmat adalah tidak bersyukur atas kesehatan, mengguna-kan rezeki untuk maksiat, menyombongkan diri dengan nikmat yang dimiliki, atau tidak peduli dengan orang lain yang membutuhkan.
Bahaya Kufur Nikmat
Ustadz Umar juga menyampaikan bahwa akibat kufur nikmat dalam ajaran Islam, dianggap sebagai perbuatan tercela dan dapat mendatangkan azab dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana tertuang dalam surat Ibrahim ayat 7.
kemudian Surat Luqman Ayat 12, menerangkan:
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: ‘Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji’.”
Begitu banyak contoh kufur nikmat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk selalu mengingat akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan semesta dan isinya.
Manusia yang kufur nikmat cenderung tidak menghargai setiap nikmat yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam bentuk apapun. Hati menjadi mati lantaran tidak adanya rasa syukur dari segala bentuk keberkahan yang telah diterima dalam kehidupan.
Tentu sudah seharusnya tidak ada pada diri kita sifat kufur nikmat. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur dan dijauhkan dari sifat kufur nikmat. Harap ust. Umar.
Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman