JAMBI, Beritategas.com – Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala a’ala, Rabb semesta alam, yang telah menganugerahkan kepada kita nikmat iman dan Islam.
Marilah kita terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan menambah kualitas ketaatan seraya memperbanyaknya dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Dikesempatan ini, Jumat 01 Agustus 2025/6 Safar 1447 pertemuan kita dengan ustadz Sadam Husen mengetengahkan tema ”Jangan Putus Asa”.
Jangan putus asa, ungkapan ini mendorong seseorang untuk tetap tegar dan tidak menyerah dalam menghadapi kesulitan atau tantangan. Dalam konteks agama, putus asa dianggap sebagai sikap yang tidak terpuji, dan bahkan dilarang, karena rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala a’ala selalu ada bagi hamba-Nya yang mau berusaha dan berdoa.
Seseorang hendaknya selalu optimis dan berharap kebaikan Allah meskipun dalam keadaan sulit. Karena setelah gelapnya malam akan datang terang fajar. Petir dan guntur walaupun menakutkan, tetapi keduanya membawa hujan dan keberkahan.
Kisah-kisah nabi, seperti Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bahwa beliau akan memiliki anak di usia tua, beliau merasa heran seraya berkata :
“Benarkah kamu memberi kabar gembira kepadaku, padahal aku telah tua? Kabar gembira apa yang kamu bawa?” Apa jawaban para malaikat kepada beliau?
Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan kebenaran. Maka janganlah engkau termasuk orang-orang yang berputus asa.” Ia (Ibrahim) berkata: ‘Siapa yang berputus asa dari rahmat Rabbnya selain orang-orang yang sesat?’” (Qs. Al-Hijr : 54–56)
Begitu juga Nabi Ya’qub ‘alaihis salam, yang tidak putus asa mencari putranya, Yusuf, bisa menjadi inspirasi. Meskipun menghadapi cobaan berat, yang kehilangan dua orang anaknya dan penglihatannya selama empat puluh tahun, tetap berharap kepada Allah agar dikembalikan anak-anaknya dan dipertemukan kembali. Beliau tetap optimis dan Allah SWT akhirnya mempertemukannya kembali dengan Yusuf.
Beliau berkata kepada anak-anaknya: “Wahai anak-anakku! Pergilah dan carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya. Dan janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang kafir.” (Qs. Yusuf: 87).
Demikian juga kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, ketika beliau bersama kaumnya dikejar oleh Firaun dan bala tentaranya. Hingga mereka tiba di tepi laut, sementara Firaun telah mendekat dari belakang, maka orang-orang yang putus asa dan pesimis pun berkata :
“Sesungguhnya kita pasti akan tertangkap!” (Qs. Asy-Syu‘ara : 61)
Namun Nabi Allah Musa, dengan penuh keyakinan, optimisme, dan tawakal, ingin membangun kembali masa depan kaumnya, maka ia berkata :
“Sekali-kali tidak! Sesungguhnya bersamaku adalah Tuhanku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (Qs. Asy-Syu‘ara: 62)