Cara Menghargai Nikmat Allah

JAMBI, Beritategas.com – Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kita agar dalam urusan dunia kita seharusnya melihat orang lain yang kondisinya lebih buruk dari kita, karena dengan cara itu kita lebih bisa menghargai pemberian nikmat Allah dan mensyukurinya sekalipun nikmat tersebut sepertinya nikmat yang kecil dan tidak begitu berarti.

Dalam salah satu Riwayat shahih Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Ketika salah satu dari kalian melihat seseorang yang dalam harta dan kondisi hidupnya melebihi dirinya, maka hendaklah ia melihat orang lain yang lebih buruk darinya dalam urusan harta dan kondisi hidupnya.

Bacaan Lainnya

Berikut ulasan ustadz Sadam Hesen, S.Sy. dengan Tema “Cara Menghargai Nikmat Allah”.

Pertama dan utama, di hari yang mulia ini Jumat (09/05/2025) saya Ust. Sadam mengajak pembaca yang berbahagia, mari kita selalu meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah ta’ala.

Dengan selalu menjaga perintah-Nya dan menjauhi segala bentuk larangan-Nya. Karena dengan jalan takwa lah yang akan menghantarkan kita menuju keselamatan Abadi yaitu keselamatan di dunia ini sampai kelak di akhirat nanti.

Dan hanya orang-orang yang bertakwa lah yang akan mendapatkan keberuntungan dan kebahagiaan, Allah berfirman :
“Sungguh orang-orang yang bertakwalah yang akan mendapatkan keberuntungan”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dalam salah satu Riwayat shahih Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
bersabda :
“Ketika salah satu dari kalian melihat seseorang yang dalam harta dan kondisi hidupnya melebihi dirinya, maka hendaklah ia melihat orang lain yang lebih buruk darinya dalam urusan harta dan kondisi hidupnya”.

Hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ini, mengingatkan agar dalam urusan dunia hendaklah kita melihat orang yang kondisinya lebih buruk dari kita, mengapa pesan ini dirasa penting oleh Nabi untuk disampaikan ?, karena rata-rata manusia dalam urusan dunia yang dilihat adalah orang yang kondisinya lebih baik sementara dalam urusan agama mereka melihat orang yang kondisi agamanya lebih buruk, dan ini semua adalah tipu daya syetan yang akan mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Orang yang dalam urusan dunia selalu melihat orang lain yang lebih baik dari dirinya maka ia akan menganggap kecil nikmat yang ia terima dari Allah, bahkan boleh jadi ia akan merasa sama sekali tidak mendapatkan nikmat dari Allah, maka kemudian ia akan mengupayakan nikmat-nikmat itu sekuat tenaga sehingga kondisinya dapat menyamai atau bahkan melampaui orang lain dalam urusan dunia, bahkan boleh jadi ia akan mengahalalkan segala cara dan tidak memperdulikan perintah dan larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ia lupa bahwa takdir hidupnya, berapa jatah rezeki yang akan ia dapatkan, bahkan berapa oksigen yang akan ia hirup di dunia semuanya sudah diputuskan oleh Allah dalam suratan takdirnya. Kondisi semacam inilah yang menurut pandangan para ulama’ disebut dengan buta mata hati, Syeilh Ibnu ‘Athaillah menegaskan :

“Usaha kerasmu dalam meraih apa yang sebenarnya telah dijamin untukmu sementara kamu abai terhadap apa yang jelas-jelas diperintahkan kepadamu, itu menunjukkan bahwa kamu dalam kondisi buta mata hati”

Menurut ust. Sadam, manakala kondisi seperti ini terus berkelanjutan, artinya buta mata hati tidak segera mendapatkan penanganan, maka setiap melihat orang lain yang dalam urusan dunia lebih baik dari dirinya, akan muncul rasa iri dan dengki terhadap orang itu, sebuah perasaan yang sangat jahat yaitu tidak suka jika ada orang lain mendapatkan nikmat dan menginginkan nikmat tersebut hilang dan berpindah kepada dirinya.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Lebih tegasnya Nabi Muhammad SAW. bersabda :
Kalian lihatlah orang yang kondisinya di bawah kalian dan janganlah kalian melihat yang kondisinya di atas kalian, karena sungguh cara itu yang paling tepat agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.

Oleh sebab itulah maka menjadi penting Nabi mengingatkan kita agar dalam urusan dunia kita seharusnya melihat orang lain yang kondisinya lebih buruk dari kita, karena dengan cara itu kita lebih bisa menghargai pemberian nikmat Allah dan mensyukurinya sekalipun nikmat tersebut sepertinya nikmat yang kecil dan tidak begitu berarti.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. bersabda :
Barang siapa tidak mensyukuri nikmat-nikmat yang kecil maka ia tidak akan mensyukuri nikmat-nikmat yang besar.

Artinya bahwa segala sesuatu harus dimulai dari yang kecil, termasuk diantaranya adalah bersyukur kepada Allah, dengan mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang kecil itulah maka pada saat kita mendapatkan nimat yang besar kita tidak akan lupa untuk mensyukurinya, dan sebaliknya jika untuk bersyukur kepada Allah harus menunggu nikmat yang besar maka pada saat kita menerima nikmat besar tersebut kita akan menganggapnya kecil karena selalu membanding-bandingkannya dengan nikmat orang lain yang lebih besar, sehingga kita lupa tidak mensyukurinya.

Diakhir pertemuan ini, ust. Sadam mendoakan semoga kita semua senantiasa mendapatkan hidayah dan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. sehingga menjadi hamba-hamba-Nya pandai mensyukuri nikmat-Nya.

Aamiin ya robbal alamin.

Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :
banner 300x250

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.