JAMBI, Beritategas.com – Sebagai umat Islam, tentu kita tahu bahwa istighfar merupakan salah satu doa memohon ampun kepada Allah SWT atas dosa dan juga khilaf yang kita lakukan. Dengan mengucapkan kalimat istighfar, itu artinya kita merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan beriman akan hari pembalasan.
Ustadz Sadam Husen, S.Sy pada kesempatan ini, Jumat (16/05/2025) mengajak kita semua, marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala. Baik itu dengan menjalankan perintah-Nya ataupun dengan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Allah Ta’ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang bertakwa surga-Nya yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, surga yang semua kenikmatan dunia tidak ada bandingannya dengannya. Allah Ta’ala berfirman,
“Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya.” (QS. Ali Imran: 15)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ustadz Sadam mengingatkan kita bahwa di antara amal ibadah yang paling agung, yang harus dijaga oleh seorang hamba adalah berzikir dan mengingat Allah Ta’ala. Karena zikir akan menumbuhkan rasa cinta dan takut kepada Allah Ta’ala, serta zikir juga menjadikan seorang hamba berkeinginan kuat untuk bisa melihat-Nya dan mendapatkan surga-Nya.
Di antara zikir yang harus senantiasa dijaga dan dirutinkan oleh seorang hamba adalah istigfar dan memohon ampunan kepada Allah Ta’ala. Karena istigfar akan mendekatkan seorang hamba kepada surga serta merupakan ciri khas para Nabi ‘alaihimus salam dan orang-orang saleh.
Kalimat istighfar adalah kalimat yang diterima Nabi Adam dari Tuhan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 37)
Di surah Al-A’raf, Allah sebutkan lafaz istighfar Nabi Adam dan istrinya,
“Keduanya (Adam dan Hawa) berkata, ‘Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.’” (QS. Al-A’raf: 22)