KENDAL, Beritategas.com – Sebagai bagian dari program orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Plantungan, para CPNS mengikuti kegiatan penanaman pohon kopi. Kegiatan ini digelar di area dalam Lapas sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap program ketahanan pangan nasional, Kamis (31/07/25).
Ratusan pohon kopi ditanam dalam kegiatan tersebut. Aksi ini merupakan implementasi langsung dari salah satu poin dalam 13 Program Akselerasi Pemasyarakatan dan Keimigrasian yang dicanangkan oleh Menteri Hukum dan HAM RI, Agus Andrianto, khususnya terkait upaya membangun kemandirian pangan di lingkungan pemasyarakatan.
Eko Siswanto, selaku pembimbing dan pendamping orientasi CPNS, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekedar seremonial, tetapi merupakan upaya konkret yang mencerminkan semangat kerja lapangan dan keberlanjutan.
“Penanaman ini bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan pangan internal Lapas, tetapi juga sebagai wujud kerja nyata mendukung ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional. Para CPNS dilatih untuk tidak hanya menguasai teori administratif, tapi juga mampu terjun langsung ke lapangan,” ujar Eko.
Lebih dari itu, kegiatan ini juga selaras dengan semangat Asta Cita yang menjadi visi besar Presiden RI Prabowo Subianto, yakni membangun ketahanan pangan nasional yang kuat, berkelanjutan dan mandiri. Dengan turut serta dalam kegiatan ini, para CPNS diajak untuk menanamkan nilai-nilai kemandirian, keberlanjutan, serta tanggung jawab sosial terhadap lingkungan dan masyarakat.
Kepala Lapas Pemuda Plantungan, Suharno, S.H., M.H., juga menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal dari berbagai program berkelanjutan yang akan terus dikembangkan di lingkungan Lapas.
“Kami berkomitmen mengoptimalkan lahan yang tersedia untuk mendukung ketahanan pangan dan pemberdayaan. Tidak hanya kopi, kami juga akan menanam tanaman pangan lain yang bermanfaat bagi warga binaan dan masyarakat sekitar,” ungkap Suharno.
Dengan memanfaatkan potensi lahan yang ada, penanaman kopi ini diharapkan bisa menjadi langkah strategis untuk menghasilkan komoditas yang bernilai ekonomi. Hasilnya nanti bisa digunakan tidak hanya untuk konsumsi internal Lapas, tetapi juga berpotensi menjadi bagian dari program pemberdayaan ekonomi lokal, termasuk pelatihan keterampilan bagi warga binaan.
Program ini juga menjadi ajang pembelajaran bagi para CPNS, agar sejak awal pengabdian mereka telah terbiasa menggabungkan pendekatan administratif dengan kerja nyata berbasis lapangan. Hal ini menjadi bagian dari perubahan paradigma bahwa petugas pemasyarakatan tidak hanya bertugas menjaga, tetapi juga memberdayakan.
Dengan semangat kolaboratif dan visi jangka panjang, Lapas Pemuda Plantungan terus membuktikan diri sebagai lembaga yang tidak hanya menjalankan fungsi pemasyarakatan, tetapi juga aktif dalam kontribusi pembangunan nasional, khususnya di bidang ketahanan pangan.
Pewarta: Pujiono
Editor: Widiyo Prakoso