Rahasia dan Hikmah Ibadah Haji

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga pernah bersabda,
“Siapa yang berhaji dan tidak berkata jorok dan tidak berbuat fasik, dia akan kembali seperti dilahirkan ibunya.” (HR. Bukhari no. 1521 dan Muslim no. 1350)

Ma’asyiral mukminin, yang mencintai dan dicintai oleh Allah Ta’ala,
Begitu banyak hikmah dan rahasia lainnya dari syariat haji ini yang tidak terhitung jumlahnya.

Bacaan Lainnya

Oleh karenanya, tatkala Allah Ta’ala berfirman,
“Dan serulah manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, atau mengendarai setiap unta yang kurus. Mereka datang dari segenap penjuru yang jauh. Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka, makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”

Allah Ta’ala di dalam ayat tersebut menggunakan lafaz yang umum dan tidak membatasi, menandakan begitu banyaknya manfaat dan hikmah dari pelaksanaan ibadah haji. Baik itu maslahat dan manfaat dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat.

Ketahuilah wahai saudaraku, bahwa hikmah terbesar dari ibadah haji adalah agar seorang hamba memperbanyak diri bermunajat dan berzikir, mengingat Allah Ta’ala.

Di dalam surah Al-Baqarah, Allah Ta’ala berfirman,
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” (QS. Al-Baqarah: 203).

Hari-hari yang berbilang di dalam ayat tersebut maksudnya adalah hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 dari bulan DZulhijah). Hari-hari di mana jemaah haji diperintahkan untuk melempar jumrah dan memperbanyak takbir di Mina.

Jika kita perhatikan kembali, seluruh kegiatan dan amal ibadah dalam prosesi haji seluruhnya penuh dengan zikir dan permohonan kepada Allah Ta’ala. Talbiah yang senantiasa dilantunkan adalah zikir dan ketundukan kita kepada Allah. Tawaf yang kita lakukan, maka penuh dengan zikir.

Dalam melempar jamrah sekalipun, maka kita juga diperintahkan untuk berzikir. Bahkan, apabila telah menyelesaikan ibadah haji, kita tetap ditekankan untuk memperbanyak zikir.

Allah Ta’ala berfirman,
“Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu.” (QS. Al-Baqarah: 200)

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala.
Ibadah haji adalah momentum terbesar bagi seorang hamba untuk mengingat Allah Ta’ala, bertobat dan memohon ampunan kepada-Nya.

Semoga Allah Ta’ala menjadikan haji kaum muslimin yang sedang berada di tanah suci sebagai haji yang mabrur dan semoga Allah Ta’ala memberikan kita kesempatan untuk bisa berhaji atau kembali berhaji ke Baitullah, serta menjadikan kita hamba Allah yang mendapatkan surga dan meraih keridhaan Allah Ta’ala serta ampunan-Nya.

Aamiin amin ya rabbal alamin

Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman

Ikuti Kami di :

Pos terkait

banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses