JAMBI, Beritategas.com – Pos Layanan Terpadu (Posyandu) biasanya identik dengan ibu hamil, bayi, dan balita. Namun di Desa Sungai Muluk, Kecamatan Muara Papalik, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi Posyandu hadir dengan konsep unik, yakni untuk kambing.
Program inovatif ini digagas oleh mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Jambi (UNJA) yang tergabung dalam Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa). Mengusung nama “Posyandu Kambing”, program ini menawarkan layanan kesehatan dan reproduksi ternak kambing secara langsung ke kandang peternak.
Program ini berjalan di bawah bimbingan Dosen Program Studi Peternakan, Dr. Bayu Rosadi, S.Pt., M.Si., serta didukung oleh Prof. Dr. drh. Fahmida Manin, M.P. dan drh. Sarwo Edy Wibowo, M.Sc., program ini telah berjalan sejak 4 Juli 2024 dan masih berlanjut hingga saat ini.
Adapun tim mahasiswa terdiri dari 14 orang, yang diketuai oleh Steven Saegel Sihombing, dengan anggota: Neka Angelia Putri, Annisa Saputri, Novi Ramadian, Agung Rahmatdani, Dimas Saputera, Wirma Sitanggang, Evry Dana Klara br Munthe, Risna F Lumbantoruan, Geofani Hutapea, Bedtran Siregar, Jainuddin Tumangger, Rian Alvarizi, dan Rizki Agus Dwi Setiawan.
Saat melakukan pengamatan di Desa Sungai Muluk, Steven dan tim mendapati bahwa desa ini memiliki potensi besar di bidang peternakan kambing. Populasi kambing cukup banyak, namun ternak kambing di desa tersebut memiliki kualitas yang masih rendah, dan mayoritas ternak masih melakukan perkawinan secara alami.
“Sungai muluk memiliki potensi dengan jumlah populasi ternak kambing yang cukup banyak. Namun, ternak yg dimiliki masih dalam grade C dan D, sementara untuk kebutuhan pasar nasional dan ekspor haruslah berada pada grade A dan B,” jelas Steven.
Berangkat dari hal tersebut, Steven dan tim menggagas ide untuk pengadaan Posyandu Kambing, agar dapat meningkatkan kualitas kambing sehingga menjadikan Desa Sungai Muluk sebagai desa sentra pembibit kambing unggul.
Tidak seperti Posyandu manusia, para peternak di Desa Sungai Muluk tidak perlu membawa ternaknya ke pos layanan. Mereka cukup menghubungi teknisi atau penanggung jawab posyandu, dan tim akan langsung datang melakukan pengecekan ke kandang.
Pelayanan yang diberikan meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan
2. Inseminasi buatan (IB) dengan menggunakan bibit kambing boer
3. Pemeriksaan kehamilan dengan USG
4. Pelatihan manajemen kandang, sanitasi, pengolahan limbah untuk pembuatan pakan.
Steven menjelaskan bahwa pemeriksaan kehamilan dengan USG pada kambing dilakukan dengan konsep yang sama seperti USG pada manusia.
“Pemeriksaan USG pada kambing dilakukan untuk mendeteksi kebuntingan dan memantau perkembangan janin. Teknik ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar organ dalam tubuh kambing, termasuk rahim dan janin,” jelas Steven.
Secara teknis, program IB dilakukan dengan menyeleksi indukan terlebih dahulu. Indukan kambing yang belum pernah hamil ditempatkan di kandang terpisah, dilakukan pemasangan spons hormon progesteron selama dua minggu, lalu disuntikkan hormon perangsang birahi agar birahi terjadi secara serentak. Hal ini dilakukan agar kehamilan dan kelahiran kambing terjadi secara bersamaan, tidak terpisah waktu yang lama.
Data awal menunjukkan populasi kambing sebanyak 237 ekor (99 jantan dan 138 betina). Steven dan tim pada awalnya melakukan inseminasi buatan terhadap 55 kambing betina, dan dalam rentang waktu Januari – Februari 2025 ini, telah lahir 14 anak kambing unggul di salah satu kelompok peternak.
Respon peternak terhadap program Posyandu Kambing ini sangat positif. Sebelumnya, layanan kesehatan hewan hanya tersedia untuk sapi dan peternak harus pergi ke Puskeswan di kecamatan.
Kini, mereka tidak hanya mendapatkan layanan, tetapi juga ilmu dan pelatihan. Tim PPK Ormawa ini bahkan telah membuat struktur pengurus Posyandu Kambing, lengkap dengan 3 kader lokal yang sudah mampu melakukan IB secara mandiri.
Selain itu, sejumlah hasil program yang telah dicapai antara lain:
1. Terbentuknya Posyandu Ternak Kambing Unggul di Desa Sungai Muluk
2. Pencegahan dan pengobatan penyakit pada ternak kambing
3. Dukungan pemerintah desa dan masyarakat dalam program IB
4. Tata kelola pemeliharaan dan produksi bibit ternak kambing
5. Pengadaan silase sebagai pakan alternatif
6. Pengadaan kandang kambing berkapasitas 60 ekor
7. Peningkatan intensitas pencegahan ternak kambing melakukan perkawinan secara alami.
Program ini mendapatkan pendanaan dari Belmawa melalui program PPK Ormawa. Keberhasilan di Sungai Muluk memicu perluasan program ke desa-desa lainnya. Program ini bahkan sudah mulai diadopsi oleh desa tetangga dan wilayah Kecamatan Merlung. Tahun ini, mahasiswa peternakan UNJA akan melanjutkan program melalui Pro IDe (Program Inovasi Desa), namun tetap menjadikan Posyandu Kambing sebagai proyek utama.
“Program ini sudah mulai berjalan ke desa tetangga dan desa di kecamatan merlung. Tentunya pada tahun ini, target operasionalisasi posyandu ternak kambing ini menjadi lebih luas ke desa-desa yang tentunya memiliki potensi dan membutuhkan layanan tersebut. Saat ini posyandu ternak kambing tersebut dilanjutkan oleh mahasiswa peternakan UNJA melalui program Pro IDe,” jelas Steven.
Melalui sinergi, dedikasi, dan kerja sama antara tim PPK Ormawa, dosen dan pemerintah desa, Posyandu Kambing menjadi langkah nyata UNJA menuju Kampus Berdampak, yang membawa harapan baru bagi peternak desa untuk meningkatkan taraf hidup melalui ternak kambing berkualitas unggul.
Kunjungi : www.unja.ac.id.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman