JAKARTA, Beritategas.com – Liburan akhir pekan merupakan saat berharga untuk meluangkan waktu sejenak dan beristirahat.
Akhir pekan juga momen yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman. Gunakan waktu akhir pekan untuk melupakan pekerjaan di kantor dan melakukan kegiatan yang disukai.
Pembaca yang berbahagia, Tak sedikit juga orang yang memilih menghabiskannya dengan berbagai aktivitas seru. Jika kamu menyukai kegemaran tertentu, tidak ada salahnya memanfaatkan waktu akhir pekan untuk berkumpul bersama teman yang memiliki hobi sama denganmu.
Momen akhir pekan yang menyenangkan tersebut bisa kamu bagikan kepada orang-orang di media sosial. Kemudian jangan lupa sertakan caption yang menarik sekaligus ucapan datangnya akhir pekan.
Ayooo bagi pembaca Beritategas.com yang mau menghabiskan waktu akhir pekannya minggu ini, yuk liburan sambil belajar kebudayaan Indonesia dengan mengunjungi Museum Nasional Indonesia.
Museum Nasional Indonesia atau yang sering disebut dengan Museum Gajah adalah sebuah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang berada di bawah naungan Museum dan Cagar Budaya, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia dan terletak di Jalan Merdeka Barat 12, Jakarta Pusat.
Harga tiket masuk Museum Nasional Indonesia adalah Rp.25.000 untuk dewasa (WNI) dan Rp.15.000 untuk anak-anak (usia 3–12 tahun). Turis asing dikenakan biaya sebesar Rp.50.000,.
Cara Membeli Tiket, dapat dilakukan :
Online: Kunjungi platform mitra resmi seperti Traveloka atau Tiket.com.
Offline: Datang langsung dan beli tiket di loket masuk di gerbang Museum Nasional secara non tunai.
Sedangkan untuk masuk ke area Pameran Negeri Elok 2025 harga tiket Rp.40.000 per orang, pameran ImersifA dikenakan biaya tambahan Rp35.000 per orang, pembelian tiket bisa dilakukan di loket yang tersedia di lokasi. Sedangkan pameran tenun Indonesia-Perancis “Tenun Rose Lounge” karya Vivianne Faye tidak berbayar alias gratis.
Kabar baik bagi pengunjung yang berusia di atas 60 tahun, Museum Indonesia diberi bonus dengan free tiket masuk.
Awak beritategas.com berkesempatan mengunjungi Museum Nasional Indonesia, Sabtu (13/09/2025). Pada kesempatan tersebut kami berkesempatan mengunjungi beberapa pameran yang sedang berlangsung, salah satunya sebuah pameran fotografi bertajuk “80 Tahun Keberagaman” bertemakan “Negeri Elok 2025”.
Negeri Elok 2025: “80 Tahun Keberagaman” adalah sebuah pameran fotografi yang diselenggarakan oleh Komunitas Negeri Elok di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, mulai tanggal 20 Agustus 2025 lalu dan masih berlangsung sampai sekarang. Pameran ini menampilkan karya foto dan video dari para fotografer kenamaan untuk menggambarkan keberagaman Indonesia, seperti arsitektur, budaya, manusia, fauna, dan flora.
Pameran menampilkan karya-karya dari 12 fotografer dan 3 videografer untuk mengilustrasikan keberagaman di Indonesia. Diantaranya Karya Arseto Adiputra, Beawiharta, Davy Linggar, Donny Fernando, Hengki Koentjoro, IG Raditya Bhramanta, Indra Leonardi, Jay Subyakto, Martin Westlake, M. Syauqi Subhan Tuasikal, Muhammad Fadli, Reuben Tourino, Ricky Martin, Yoppy Pieter, Yori Antar. Juga ada ruang teater menampilkan video.
Sebagian pengunjung menyayangkan bahwa teks photo atau keterangan lokasi tidak ditampilkan, juga karya siapa. Sehingga pengunjung meraba-raba tentang objek yang ditampilkan.
Ketika hal ini ditanyakan kepada petugas penjaga pameran, Nuri menyebutkan memang kondisi sengaja tidak ditampilkan.
”Bagi mengunjung pameran Negeri Elok yang ingin mengetahui objek yang ditampilkan silakan scan barcode yang disediakan di pintu masuk atau ditempat tertentu di dalam area pameran”, tuturnya dengan ramah.
Ditambahkan Nuri, pameran ini diselenggarakan dalam rangka merayakan dan menunjukkan keindahan serta keberagaman Indonesia melalui seni.
Mari ajak keluarga mengunjungi museum Indonesia yang merupakan salah satunya Museum tertua dan terbesar di Asia Tenggara yang menyimpan jejak peradaban bangsa.
Selamat berakhir pekan. Nikmati hari libur kalian dengan melakukan aktivitas yang disukai. Semoga akhir pekanmu menyenangkan.
Pewarta: A. Erolflin
Editor: Firman
