JAMBI, Beritategas.com – Tim Pengabdian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Jambi (UNJA) menggelar Lokakarya dengan tema “Merancang Festival, Merawat Potensi Desa”, yang dilaksanakan mulai tanggal 4 Agustus s.d 6 Agustus 2025 di Desa Teluk, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batang Hari, Jambi.
Lokakarya ini merupakan rangkaian kegiatan yang disiapkan secara intensif untuk mendukung peningkatan kompetens dalam merancang festival warga, yakni Festival Durian Teluk.
Kegiatan ini diketuai oleh Michael Lega dosen dari Prodi Ilmu Pemerintahan, serta melibatkan dosen-dosen dari lintas disiplin keilmuan, yakni dari Prodi Ilmu Pemerintahan, Dinda Syufradian Putra, S.Sos., M.Si., Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum UNJA, Dosen dari Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP UNJA, Dwi Rahariyoso, S.S., M.A., Prodi Sastra Indonesia, Masvil Tomi, S.Sn., M.Sn., Amor Seta Gilang Pratama, S.Sn., M.Sn., Prodi Seni Drama, Tari, dan Musik, Nugrahadi Mahanani, S.S., M.A., Prodi Arkeologi, dan Radius Nopiansyah, S.Sn., M.Sn., Prodi Seni Karawitan, Institut Seni Budaya Indonesia, Bandung.
Kegiatan ini juga menghadirkan dua narasumber yakni Dedi Novaldi, M.A., Praktisi dan Peneliti Festival sekaligus Direktur Nuraga Budaya dan Wulan Fitriana Kepala Desa Gendaran, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan Jawa Timur yang bergabung secara daring serta diikuti oleh 22 peserta.
Ketua Tim Pengabdian, Michael Lega, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari tindak lanjut Festival Durian Teluk pertama yang di gelar pada 4-5 Januari 2025. Lokakarya ini menjadi salah satu upaya yang diharapkan efektif dalam memberikan fasilitasi serta pembekalan kepada seluruh warga dan perangkat desa hingga mereka benar-benar mampu mengelola festival secara berkelanjutan.
“Festival ini ditujukan sebagai satu ruang kesadaran kolektif warga dalam mengidentifikasi potensi sekaligus mau dibawa ke mana arah pemajuan desa ke depannya,” ungkap Michael.
Narasumber pertama, Dedi Novaldi, M.A., menyampaikan bahwa seluruh kegiatan dan ritus yang hadir dalam kehidupan warga dan diselenggarakan secara kolektif sebenarnya adalah festival. Seperti hajatan, syukuran, gotong royong, hingga laku-laku tradisi yang masih hidup dalam kolektivitas kebudayaan warga merupakan bagian dari festival itu sendiri.
“Esensi yang bisa dimaknai dalam kata “festival” adalah suatu perayaan atau ekspresi yang mengakomodir keterlibatan seluruh warga dalam siklus kebudayaan mereka secara turun-temurun. Tentu saja yang membedakan festival warga dengan festival lainnya adalah motor penggeraknya, yakni warga masyarakat itu sendiri yang mengelola langsung kegiatan dari persiapan, pelaksanaan, hingga pascapelaksanaan,” ujar Dedi Novaldi.
Narasumber kedua, Wulan Fitriana, membagikan pengalaman sukses dalam menginisiasi festival warga “Genduren” (Gendaran Dodol Duren) yang menjadikan buah durian dan batu akik sebagai komoditas utama festival, meskipun di desanya sendiri tidak memiliki pohon durian.
“Buah durian yang dijadikan komoditas festival diambil dari panenan petani durian di kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Kediri. Kegiatan genduren durian setidaknya bisa mengembalikan pesona batu akik yang merupakan khas produk Desa Gendaran Kecamatan Donorojo. Desa Gendaran merupakan salah satu desa wisata di Pacitan wilayah barat. Produksi akik jadi salah satu identitas Gendaran,” tutur Wulan.
Kepala Desa Teluk, Abdussomad menyampaikan apresiasi kepada pihak UNJA yang telah menjadikan Desa Teluk menjadi Desa Laboratorium Terpadu (DLT) UNJA. Lokakarya Durian Teluk ini merupakan salah satu bukti nyata hadirnya UNJA ke tengah masyarakat.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada Kepala LPPM UNJA, Prof. Amirul Mukminin, S.Pd., M.Sc. Ed., Ph.D., serta kepada Rektor UNJA, Prof. Dr. Helmi, S.H., M.H, yang telah menjadikan Desa Teluk, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batang Hari sebagai salah satu Desa Laboratorium Terpadu (DLT). Dengan ditetapkannya Desa Teluk sebagai Desa Laboratorium Terpadu UNJA, hal ini akan semakin memperkuat dan memberikan dampak positif bagi penguatan sekaligus pengembangan desa Teluk yang saat ini sudah menyandang kategori Desa Mandiri di wilayah Kabupaten Batang Hari, Jambi,” ujar Abdussomad.
Hasil dari lokakarya ini diharapkan dapat tersedianya data potensi desa, tersusunnya konsep program, dan terciptanya perhelatan festival warga yang bersumber dari hasil potensi dan sumber daya desa. Festival akan dilaksanakan ketika musim durian berlangsung yakni antara bulan Desember-Januari, menyesuaikan kondisi dari durian yang ada di perkebunan warga di Desa Teluk.
Kunjungi : www.unja.ac.id.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman