Imam, berarti keyakinan penuh dan total kepada Allah SWT
Selalu berusaha menebar senyum kemenangan dalam setiap kesulitan, selalu berharap pahala dari setiap linangan air mata yang membasahi pipi, berusaha optimis dan yakin Allah memberikan jalan keluar dalam setiap cobaan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Andai Allah memberikan seluruh detik dari waktu kehidupannya, seluruhnya darah dan air mata, sampai akhir kehidupannya mengira kesengsaraan terus menempel pada setiap tarikan nafasnya sampai ajal menjemputnya. Orang yang beriman akan selalu tersenyum, sangat yakin bahwa hidup manusia adalah perjuangan, hanya Allah dan janji surgaNya yang selalu ia harapkan. Inilah tujuan dari kehidupan manusia.
Seluruhnya adalah ibadah, seluruhnya adalah cobaan, baik ataupun buruk, suka ataupun duka, seluruhnya adalah ujian, segalanya ada pahala, tidak akan di dapat kecuali ada keimanan yang menghujam hatinya.
Lihatlah apa yang telah disabdakan oleh nabi Kita, beliau membisikkan di dalam telinga kita dengan nasihat indahnya, yakni:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Sehingga, jika seseorang benar dalam keimanan, seperti apa yang di ucap dengan lisannya, maka segala urusannya merupakan kebaikan. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur dan ketika susah, ia bersabar.
Para hamba yang berbahagia, Allâh Subhanahu wa Ta’ala juga menyatakan, bahwa sabar dan Takwa adalah kunci kebahagiaan, sebagaimana firmanNya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allâh supaya kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imran/3:200)
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Sadar, bahwa dunia adalah tempat ujian, tidak ada satu jiwapun kecuali akan diuji, kesulitan hidup jauh lebih tidak berarti dari pada siksa jahannam yang tiada kan bisa di tahan.
Allâh Azza wa Jalla berfirman (QS. Al-Baqarah/2: 155):
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
“(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan ‘Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn (Sesungguhnya kami milik Allâh dan kepada-Nyalah kami kembali)’.
Mereka itulah yang memperoleh shalawat dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itu¬lah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah/2:156-157)
Ust. Sadam mengajak mari menguatkan hati dan iman, jadikan islam dan iman sebagai pegangan dalam kehidupan dunia ini.
Hanya itu, iman, pasrah kepada-Nya, hanya berharap Kepadanya, sabar dengan segala cobaan, mengubah setiap keadaan sebagai lahan ibadah dan pahala insyaallah, akan jadikah hidup kita bahagia, walau manusia mengira kita paling pilunya dalam menjalani kehidupan, padahal kita adalah paling bahagianya manusia, karena surga menanti kita.. kerinduan untuk menatap wajah Allah di akhirat nanti.
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (QS. Ali-Imron:186)
Ust. Sadam juga mengingatkan kembali, bahwa dunia bukan segalanya, dunia hanya sementara, tujuan kita hanya beribadah kepada Allah, sebagaimana yang Allah katakan untuk menjelaskan hakikat dan arti dalam kehidupan ini, firman ALlah ta’ala:
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)