JAMBI, Beritategas.com – Dosen Universitas Jambi (UNJA), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Program Studi Teknik Kimia, Nazarudin, S.Si, M.Si., Ph.D., terlibat aktif dalam riset kerja sama internasional yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan. Penelitian ini secara spesifik menargetkan pengembangan katalis, sebuah komponen krusial yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi reaksi kimia dalam proses produksi biofuel. Riset ini dilaksanakan di ISIS Rutherford Appleton Laboratory, Inggris, pada (11-21/12/2025).
Kolaborasi penelitian telah berjalan sejak 2024 melibatkan tiga negara. Nazarudin, S.Si, M.Si., Ph.D., mewakili Indonesia dan Pusat Unggulan Iptek Bioenergi dan Material Maju (PUI BiGME).
Dua mitra internasional lainnya yaitu Dr. Nazrizawati dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia, dan Dr. Hamish Cavaye dari ISIS Rutherford Appleton Laboratory, Inggris.
Riset kolaboratif ini didanai oleh UK Research and Innovation (UKRI) dan UiTM. Dalam kerja sama ini, UNJA memberikan kontribusi secara in-kind, di antaranya menyediakan penginapan dan akomodasi di Mes UNJA Telanaipura bagi mahasiswa UiTM yang melakukan riset di UNJA, serta membuka akses terhadap fasilitas laboratorium.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNJA juga telah menyetujui proposal lanjutan untuk tahun depan. Riset lanjutan tersebut akan menggunakan skema pembiayaan bersama secara setara antara UNJA dan UiTM, sebagai bentuk penguatan kolaborasi riset internasional.
Nazarudin, S.Si, M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa riset ini difokuskan pada karakterisasi katalis Biofuel di Rutherford Appleton, Inggris. Pengujian menggunakan radiasi Neutron dan Muon untuk menyingkap perilaku atomik material demi mencapai identifikasi karakteristik yang optimal dan menghasilkan katalis berkinerja tinggi sesuai harapan.
“Fokus utama riset ini adalah analisis terhadap karakterisasi katalis yang memiliki kemampuan untuk mempercepat proses produksi Biofuel, seperti bio-diesel dan bio-bensin. Sintesis dan uji katalis dilaksanakan di UNJA dan UiTM, uji aktivitas katalis dilaksanakan di UNJA, karakterisasinya dilakukan di UNJA dan UiTM, sedangkan karakterisasi lanjut-nya dilaksanakan di ISIS Rutherford Appleton Laboratory, Inggris. Menggunakan fasilitas di Rutherford Appleton, Katalis akan diuji menggunakan teknologi radiasi dari berkas Neutron dan Muon. Penggunaan radiasi ini dapat mengetahui perilaku atomic-nya sehingga karakteristik material bisa teridentifikasi lebih optimal. Dengan begitu, pemanfaatanya nya bisa lebih terarah dan dapat menghasilkan material dengan performance sesuai dengan harapan,” ujar Nazaruddin.
Nazaruddin menambahkan bahwa landasan riset ini adalah potensi besar minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia, sebagai produsen terbesar dunia, untuk dikembangkan menjadi Biofuel. Upaya ini strategis untuk memerangi pemanasan global karena membantu mengurangi ketergantungan pada fossil fuel yang tidak terbarukan dan beremisi tinggi.
“Riset ini didasari oleh posisi Indonesia dan Malaysia sebagai produsen minyak sawit terbesar nomor satu dan dua di dunia, yang menjadikan minyak sawit sebagai bahan baku yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Biofuel. Dorongan utama lain adalah krisis pasokan energi global yang tengah dialami, termasuk oleh kedua negara produsen sawit tersebut, sehingga pengembangan Biofuel sebagai energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi sangat krusial untuk menjamin ketahanan energi nasional. Lebih dari sekadar mengatasi defisit pasokan, pengembangan Biofuel ini juga memiliki dampak strategis dalam mitigasi pemanasan global, karena pemanfaatannya secara langsung mengurangi ketergantungan pada fossil fuel (bahan bakar minyak bumi) yang tergolong energi tak terbarukan dan menyumbang emisi gas rumah kaca,” jelas Nazaruddin.
Kolaborasi riset internasional ini dapat terwujud berkat jejaring (networking) yang kuat yang telah dibangun oleh Kepala PUI BiGME UNJA dengan berbagai pihak di dalam maupun luar negeri. Di tingkat nasional, jaringan riset terjalin erat dengan perguruan tinggi ternama seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Sriwijaya, Universitas Lampung, Universitas Mataram, Universitas Sebelas Maret (UNS), Universitas Bengkulu, dan Universitas Mulawarman, termasuk juga dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang kini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Sementara itu, kerja sama internasional melibatkan institusi seperti University of Warwick (Inggris), University of Kansas (USA), King Fahd University Petroleum & Minerals (Arab Saudi), University of Kota Rajasthan (India), University of Malaya (Malaysia), dan Universiti Teknologi Mara (UiTM) dari Malaysia. Jaringan ini telah menghasilkan berbagai kegiatan kolaborasi riset, publikasi, dan dukungan timbal balik.
Sebagai penutup, Nazaruddin mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Rektor, Wakil Rektor, Kepala LPPM, serta seluruh civitas akademika UNJA atas dukungan dan kontribusi yang telah diberikan dalam mendukung kelancaran pelaksanaan riset.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Rektor, para Wakil Rektor, dan Kepala LPPM UNJA atas dukungan penuh yang telah diberikan sehingga riset ini dapat terlaksana dengan baik. Secara khusus, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Bapak Rektor dan Kepala LPPM atas komitmen dan perhatian mereka. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada seluruh civitas akademika UNJA yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama ini,” ucap Nazaruddin.
Melalui riset ini, diharapkan terjadi peningkatan signifikan dalam kerja sama antar lembaga yang terlibat, mendorong peningkatan publikasi ilmiah berkualitas tinggi, serta mengimplementasikan hasil-hasil riset oleh sektor industri yang memproduksi katalis dan Biofuel, sehingga memberikan kontribusi nyata dalam upaya ketahanan energi dan penanggulangan isu pemanasan global.
Nazarudin, S.Si, M.Si., Ph.D., menyampaikan bahwa riset ini difokuskan pada karakterisasi katalis Biofuel di Rutherford Appleton, Inggris. Pengujian menggunakan radiasi Neutron dan Muon untuk menyingkap perilaku atomik material demi mencapai identifikasi karakteristik yang optimal dan menghasilkan katalis berkinerja tinggi sesuai harapan.
“Fokus utama riset ini adalah analisis terhadap karakterisasi katalis yang memiliki kemampuan untuk mempercepat proses produksi Biofuel, seperti bio-diesel dan bio-bensin. Sintesis dan uji katalis dilaksanakan di UNJA dan UiTM, uji aktivitas katalis dilaksanakan di UNJA, karakterisasinya dilakukan di UNJA dan UiTM, sedangkan karakterisasi lanjut-nya dilaksanakan di ISIS Rutherford Appleton Laboratory, Inggris. Menggunakan fasilitas di Rutherford Appleton, Katalis akan diuji menggunakan teknologi radiasi dari berkas Neutron dan Muon. Penggunaan radiasi ini dapat mengetahui perilaku atomic-nya sehingga karakteristik material bisa teridentifikasi lebih optimal. Dengan begitu, pemanfaatanya nya bisa lebih terarah dan dapat menghasilkan material dengan performance sesuai dengan harapan,” ujar Nazaruddin.
Nazaruddin menambahkan bahwa landasan riset ini adalah potensi besar minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia, sebagai produsen terbesar dunia, untuk dikembangkan menjadi Biofuel. Upaya ini strategis untuk memerangi pemanasan global karena membantu mengurangi ketergantungan pada fossil fuel yang tidak terbarukan dan beremisi tinggi.
“Riset ini didasari oleh posisi Indonesia dan Malaysia sebagai produsen minyak sawit terbesar nomor satu dan dua di dunia, yang menjadikan minyak sawit sebagai bahan baku yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi Biofuel. Dorongan utama lain adalah krisis pasokan energi global yang tengah dialami, termasuk oleh kedua negara produsen sawit tersebut, sehingga pengembangan Biofuel sebagai energi baru dan terbarukan (EBT) menjadi sangat krusial untuk menjamin ketahanan energi nasional. Lebih dari sekadar mengatasi defisit pasokan, pengembangan Biofuel ini juga memiliki dampak strategis dalam mitigasi pemanasan global, karena pemanfaatannya secara langsung mengurangi ketergantungan pada fossil fuel (bahan bakar minyak bumi) yang tergolong energi tak terbarukan dan menyumbang emisi gas rumah kaca,” jelas Nazaruddin.
Kunjungi : www.unja.ac.id.
Pewarta: A.Erolflin
Editor: Firman











