JAMBI, Beritategas.com – Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah. Marilah kita terus meningkatkan ketaqwaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan menambah kualitas ketaatan seraya memperbanyaknya dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan, serta melimpahkan shalawat dan salam kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Bekal utama menghadapi hari kiamat adalah takwa dan amal saleh, yang terdiri dari memperkuat keimanan, menjaga hubungan baik dengan Allah (seperti shalat dan sedekah), menjalin silaturahmi, serta memperbaiki akhlak. Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa di akhirat nanti, tiada yang mampu menolong kita kecuali amal perbuatan baik kita.
Saudara-saudaraku Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah pada kesempatan ini, Jumat, 14 November 2025 saya ust. Sadam Husein, S.Sy mengajak mari kita nasehati diri ini. Wahai diriku! Sejak hari engkau dilahirkan oleh ibumu, engkau telah memulai perjalanan dari negeri yang penuh tipu daya menuju negeri akhirat.
Dunia ini hanyalah tempat singgah, yang dilalui oleh anak Adam untuk kemudian sampai ke negeri akhirat. Jangan berharap kenyamanan abadi di dunia ini, sebab tempat istirahat sejati hanyalah ketika engkau telah menetap di surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Sejak manusia diciptakan, mereka tidak henti-hentinya menjadi para musafir, dan mereka tidak akan menurunkan barang-barang perjalanan mereka kecuali di dua tempat: di surga, negeri kenikmatan, atau di neraka, negeri siksaan. Orang yang berakal tahu bahwa perjalanan itu pada hakikatnya penuh dengan kesulitan dan bahaya, bahkan merupakan sebagian dari penderitaan dan kepayahan.
Tidak mungkin seorang musafir mencari kenikmatan dan ketenangan layaknya orang yang menetap. Setiap langkah kaki, setiap desah napas, setiap detik waktu seorang musafir akan diperhitungkan.
Meskipun ia beristirahat, tidur, atau berhenti sejenak, sesungguhnya ia tetap dalam keadaan bersiap untuk melanjutkan perjalanan melewati padang dan gurun yang luas. Arena perlombaan telah dibuka, sementara siapa yang akan menjadi pemenang masih tersembunyi. Manusia dalam perlombaan ini terbagi menjadi beberapa golongan, ada yang menunggang kuda dengan cepat, ada yang berjalan kaki dengan susah payah, dan ada pula yang menaiki keledai yang pincang.











