Mencegah Lahirnya Generasi Kaleng

Seandainya di tahun tahun sekarang ini, masih terjadi orang tua murid melaporkan guru dari anak anaknya ke polisi, padahal sanksi yang diberikan guru kepada muridnya bukanlah sebuah kejahatan, tapi para orang tua yang merasa tidak puas selalu saja membela mati-matian kesalahan anak anaknya, bagaimana mungkin orang tua, teman, pejabat terkait ikut membela sebuah kesalahan, padahal sanksi yang diberikan guru kepada muridnya bukanlah sebuah tindak kejahatan yang harus dilaporkan ke polisi.

Boleh jadi dengan maraknya orang tua yang melaporkan guru anaknya ke polisi, menyebabkan para guru bersikap masak bodoh, yang penting mengajar kemudian habis bulan gajian, mungkin para guru masih trauma dengan kejadian kejadian akhir akhir ini, kemungkinan besar guru akan kehabisan cara untuk mendidik, karena setiap dibiarkan salah, ditegur salah, dipukul salah, diajak bicara baik baik tidak mau berubah, atau guru takut berurusan dengan hukum jika salah dalam bertindak.

Bacaan Lainnya

Perlu kita ketahui bersama bahwa sanksi yang diberikan guru kepada muridnya baik teguran, atau skors atau pukulan ringan bagaikan jamu pahit yang di cekoki orang tua kepada anak anaknya yang sedang sakit karena tidak mau minum obat. Guru adalah orang tua di sekolahan, sudah seharusnya para orang tua mempercayakan secara penuh kepada pihak sekolah.

Sesudah membacakan hadits, Abu Muawiyah dijamu makan bersama sang Khalifah. Setelah menyantap makanan, beliau mencuci tangan tanpa menghiraukan gelas di depannya dituangkan air minum oleh seseorang.

“Wahai Abu Muawiyah, tahukah siapa yang menuangkan air ke dalam gelasmu? Beliau adalah sang Khalifah sendiri,” demikian dikatakan Wazir pendamping Khalifah.

Abu Muawiyah sejenak memandang wajah Khalifah. Harun al-Rasyid pun tersenyum dengan berkata: “Aku sangat memuliakan orang berilmu.”

Riwayat lain menyebutkan, bahwa Harun al-Rasyid memiliki dua putra bernama al-Amin dan al-Makmun yang dididik oleh al-Kisai. Setiap selesai belajar, al-Amin dan al-Makmun bergegas menyiapkan sendal alas kaki gurunya. Hingga suatu saat mereka berebut siapa yang memasangkan sendal ke kaki guru mereka.

Mereka kemudian setuju berbagi posisi menyematkan kaki gurunya pada alas kaki yang telah mereka siapkan.

Kabar rebutan memasangkan sandal guru dua calon putra mahkota terdengar hingga ke telinga Khalifah. Harun al-Rasyid lalu mengundang al-Kisai untuk menghadap Khalifah.

Di depan Khalifah, al-Kisai diberi satu pertanyaan: “Siapa paling mulia di antara kita?” Sang ulama menjawab: “Tentu saja Khalifah, Amirul mukminin.”

Ikuti Kami di :

Pos terkait

banner 300x250banner 300x250

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses