BATURAJA – Musim Hujan di bulan Januari ini membuat puluhan hektare kebun karet milik warga Desa Makarti jaya dan Makartitama kecamatan Peninjauan kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), terendam banjir akibat luapan Air kuang yang memisahkan antara Desa makartitama dan Makartijaya kecamatan Peninjauan kab OKU.
Rudick (45) petani karet, terlihat sedang memungut getah karet di dalam Air, saat Awak media melihat langsung lokasi Banjir dijalan poros desa Makartijaya mengatakan, akibat kebun karet terendam banjir,”usaha masyarakat di tempat kami terhenti total padahal kebun karet ini merupakan mata pencaharian utama kami di desa ini,” katanya. Selasa (26/01/2021).
Lebih lanjut dikatakannya, disepanjang jalan ini Kebun karet warga yang terendam banjir dengan ketinggian bervariasi sampai 2 meter lebih karena hampir semuanya merupakan kebun karet usia yang masih produktif yang rata-rata ditanam di pinggiran sungai kuang bahkan Banjir ini sampai ke Daerah Metur juga.
Sementara Seorang pembeli karet Hendri (42) menambahkan akibat terendamnya kebun karet membuat warga terpukul karena selain tidak bisa melaksanakan aktivitas menyadap karet,”juga ditambah harga yang tidak stabil sebelumnya harga karet Rp 10.500 per kilogram saat musim hujan ini malah harga turun lagi padahal getah tidak ada,” jelas Hendri.
Sementara Alek (38) petani karet lain nya menambahkan, memang kalau musim hujan kebun sadapan kami terendam banjir,”dan ini sudah jadi langganan kami para petani karet di sini,” ujarnya.
Alek menuturkan kami petani di sini sudah mengantisipasi kalau banjir makanya mangkok kami ikatkan di pohon karet agar tidak hanyut terbawah arus air.
“Ya, beginilah kalau musim hujan kami selalu merasa sedih mana getah tidak ada karna batang karet basah dan tidak bisa disadap. Sementara kebutuhan terus meningkat, apalagi di musim pandemi covid 19 ini kami banyak membutuhkan biaya,” terang Alek.
“Kami mengharapkan pada pemerintah dapat meningkatkan harga karet di saat wabah pandemi covid 19 ini Kasihan para warga, sudah terdampak banjir ditambah lagi musim Hujan ini,” ungkap Alek.
Sementara seorang Anak kecil Deru (10) mengatakan kalau musim hujan memang kami tunggu musim banjirnya untuk berenang dan terjun dari jembatan.
Disinggung tidak takut dengan derasnya air kuang sambil melompat dari atas jembatan melontarkan kata lah “Biase kami Mang,” (dibaca sudah Biasa ) dengan logat bahasa ogannya. (Dick 21)
Editor : Firman