Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya Kamilah yang menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan serta bekas-bekas (amal) yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Menurut ust. Sadam, jejak amal setelah kematian adalah bekas-bekas yang kita tinggalkan di kehidupan dunia, baik berupa kebaikan maupun keburukan. Jika bekas itu berupa amal saleh, maka pahala terus mengalir, jika berupa keburukan, maka dosa terus ditetapkan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang memulai satu sunnah (teladan) yang baik, maka baginya pahala dari amal itu dan pahala orang yang mengamalkannya hingga hari kiamat. Barang siapa yang memulai satu sunnah (teladan) yang buruk, maka atasnya dosa dari amal itu dan dosa orang yang mengikutinya hingga hari kiamat.” (HR. Muslim).
Hadis ini menjelaskan tingginya kedudukan dakwah kepada Allah, serta keutamaan menunjuki manusia ke jalan kebenaran melalui berbagai cara dan sarana yang membawa mereka kepada hidayah. Sebaliknya, orang yang mengajak kepada keburukan, dialah pemimpin dalam kesesatan, berada pada derajat yang paling rendah di sisi Allah, dosanya paling berat, dan kejahatannya paling besar.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Sesungguhnya di antara amal seorang mukmin yang tetap mengalir pahalanya setelah kematiannya adalah: ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak saleh yang dia tinggalkan, mushaf yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia bangun untuk musafir, sungai yang ia alirkan, atau sedekah yang ia keluarkan dari hartanya di masa sehat dan hidupnya, semuanya akan terus mengalir pahalanya setelah kematiannya.” (HR. Ibnu Majah).
Amalan-amalan ini, wahai saudara seiman, adalah warisan kebaikan yang akan menerangi kubur kita dan mengangkat derajat kita di sisi Allah. Setiap kebaikan yang kita tanam, sekecil apapun, akan terus memberikan cahaya dan pahala bagi kita meski setelah kita tiada, marilah kita bersemangat menanam amal-amal yang manfaatnya terus hidup setelah kita, karena itulah bekal sejati yang akan menuntun kita menuju akhirat dengan penuh keberkahan.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Ust. Sadam mengingatkan bahwa hari-hari menggiling umur kita seperti gandum di lesung, kemudian amal-amal kita dihamburkan seperti debu tertiup angin, dan tidak tersisa kecuali apa yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala serta Dia cintai dari perkataan dan perbuatan kita.











